kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.060.000   18.000   0,88%
  • USD/IDR 16.445   2,00   0,01%
  • IDX 7.867   -18,52   -0,23%
  • KOMPAS100 1.102   -2,88   -0,26%
  • LQ45 800   1,11   0,14%
  • ISSI 269   -0,86   -0,32%
  • IDX30 415   0,50   0,12%
  • IDXHIDIV20 482   1,02   0,21%
  • IDX80 121   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 132   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 134   0,17   0,13%

Bank Dunia: Indonesia masih bisa jaga suku bunga


Kamis, 12 April 2018 / 15:05 WIB
Bank Dunia: Indonesia masih bisa jaga suku bunga
ILUSTRASI. Pemaparan ekonom Bank Dunia


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Dunia (World Bank) melihat bahwa era suku bunga yang longgar di negara-negara berkembang Asia Timur dan Pasifik sudah usai. Sekarang ini, butuh langkah bagi negara-negara tersebut untuk memperketat kebijakan moneter.

Namun demikian, Bank Dunia melihat bahwa Bank Indonesia (BI) belum butuh menaikkan suku bunga dalam waktu dekat ini. Ekonom Senior Bank Dunia Derek Chen mengatakan, di Indonesia, nilai tukar rupiah sendiri cenderung stabil.

“Memang kalau suku bunga dipertahanan bisa ada risiko capital outflow, tapi di Indonesia tidak ada capital outflow yang masif,” ujar  Derek Chen saat memaparkan laporan WB East Asia and Pacific Economic Update di Kantor Bank Dunia, Jakarta Kamis (12/4).

“Di pasar obligasi, Indonesia juga terlihat masih baik. BI akan terus menjaga ini (suku bunga acuan).” lanjut Chen.

Meski demikian, menurut Bank Dunia, pengetatan kebijakan moneter ini sangat penting khususnya bagi negara-negara dengan tingkat utang yang tinggi atau pertumbuhan kredit yang cepat bisa memperburuk kerentanan sektor keuangan mereka saat suku bunga di negara maju dinaikkan.

“Untuk mengatasi risiko terhadap stabilitas ekonomi makro, negara-negara kawasan perlu mempertimbangkan pengetatan kebijakan moneter dan melanjutkan penguatan peraturan makroprudensial,” kata Kepala Ekonom untuk Kawasan Asia Timur dan Pasifik Sudhir Shetty.

“Waktunya sudah tiba bagi bank sentral di negara berkembang di kawasan untuk menaikkan suku bunga. Kebijakan moneter yang longgar negara berkembang di kawasan sudah seharusnya berakhir,” ucapnya Sudhir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×