kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.880.000   -4.000   -0,21%
  • USD/IDR 16.244   21,00   0,13%
  • IDX 6.914   16,59   0,24%
  • KOMPAS100 1.007   5,50   0,55%
  • LQ45 773   2,01   0,26%
  • ISSI 226   1,95   0,87%
  • IDX30 399   1,82   0,46%
  • IDXHIDIV20 462   1,17   0,25%
  • IDX80 113   0,60   0,53%
  • IDXV30 114   1,34   1,18%
  • IDXQ30 129   0,34   0,27%

Bank Dunia: Indonesia masih bisa jaga suku bunga


Kamis, 12 April 2018 / 15:05 WIB
Bank Dunia: Indonesia masih bisa jaga suku bunga
ILUSTRASI. Pemaparan ekonom Bank Dunia


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Dunia (World Bank) melihat bahwa era suku bunga yang longgar di negara-negara berkembang Asia Timur dan Pasifik sudah usai. Sekarang ini, butuh langkah bagi negara-negara tersebut untuk memperketat kebijakan moneter.

Namun demikian, Bank Dunia melihat bahwa Bank Indonesia (BI) belum butuh menaikkan suku bunga dalam waktu dekat ini. Ekonom Senior Bank Dunia Derek Chen mengatakan, di Indonesia, nilai tukar rupiah sendiri cenderung stabil.

“Memang kalau suku bunga dipertahanan bisa ada risiko capital outflow, tapi di Indonesia tidak ada capital outflow yang masif,” ujar  Derek Chen saat memaparkan laporan WB East Asia and Pacific Economic Update di Kantor Bank Dunia, Jakarta Kamis (12/4).

“Di pasar obligasi, Indonesia juga terlihat masih baik. BI akan terus menjaga ini (suku bunga acuan).” lanjut Chen.

Meski demikian, menurut Bank Dunia, pengetatan kebijakan moneter ini sangat penting khususnya bagi negara-negara dengan tingkat utang yang tinggi atau pertumbuhan kredit yang cepat bisa memperburuk kerentanan sektor keuangan mereka saat suku bunga di negara maju dinaikkan.

“Untuk mengatasi risiko terhadap stabilitas ekonomi makro, negara-negara kawasan perlu mempertimbangkan pengetatan kebijakan moneter dan melanjutkan penguatan peraturan makroprudensial,” kata Kepala Ekonom untuk Kawasan Asia Timur dan Pasifik Sudhir Shetty.

“Waktunya sudah tiba bagi bank sentral di negara berkembang di kawasan untuk menaikkan suku bunga. Kebijakan moneter yang longgar negara berkembang di kawasan sudah seharusnya berakhir,” ucapnya Sudhir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×