Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengatakan, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) tahun ini meningkat moderat atau hanya menjadi 17 juta.
"Kalau saya hanya bisa bilang 17 juta. Kita moderat dulu," ujar Asisten Deputi Investasi Pariwisata Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Hengky Manurung, Kamis (16/1).
Baca Juga: Kemenpar akan lebih mendorong business traveler
Berdasarkan data Badan Pusat Statisik (BPS) sejak 2014, pertumbuhan wisman terus mengalami pertumbuhan. Di 2014, kunjungan wisman sebesar 9,43 juta, meningkat menjadi 10,23 juta di 2015, menjadi 11,52 juta di 2016, 14,04 juta kunjungan di 2017 dan 15,81 kunjungan di 2018.
Hengky mengakui belum mengetahui secara pasti berapa besar kunjungan wisman di 2019. Namun, diperkirakan jumlah wisman di tahun lalu sekitar 16,5 juta pengunjung. Berdasarkan catatan BPS, jumlah kunjungan wisman hingga September 2019 sudah mencapai 12,27 juta.
Lebih lanjut, Hengky menjelaskan, pemerintah di tahun ini akan lebih fokus dalam meningkatkan kualitas wisman dibandingkan kuantitas. Salah satu kualitas tersebut adalah dengan meningkatkan lama tinggal (length of stay) wisman di Indonesia lebih lama dibandingkan sebelumnya.
Baca Juga: Mau jelajahi pulau-pulau di Indonesia? Traveler bisa pakai aplikasi ini
"Karena kalau tidak, hanya seperti yang biasanya. Kita mengejar sekarang mereka lebih lama tinggal, mengetahui culture mengetahui adventure tourism yang ada sehingga pengalamannya lengkap. Itu strategi kita sekarang," jelas Hengky.
Untuk itu, Hengky pun mengatakan melibatkan semua unsur yang ada, mulai dari masyarakat, media hingga pemerintah kota dan provinsi. Pemerintah pun akan mendorong destinasi pariwisata super prioritas yang sedang digadang-gadang pemerintah saat ini. Dia sana, akan dikembangkan produk-produk wisata yang bisa mendorong wisatawan untuk tinggal lebih lama.
"Misalnya di Toba, bukan hanya sightseeing, nantinya harus bisa adventure di sana. Di Asahan, dia juga bisa melihat proses pembuatan ulos. Sehingga ada waktu lebih panjang lagi untuk mereka tinggal," kata Hengky.
Baca Juga: Turis asing anjlok, peritel di Hong Kong tutup banyak gerai
Untuk mendorong pembangunan destinasi pariwisata prioritas, pemerintah pun menggelontorkan biaya yang besar untuk mendorong infrastruktur juga dukungan dari sisi pendidikan berbentuk vokasi. Ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas SDM, sehingga masyarakat di daerah tersebut bisa melayani wisatawan yang berkunjung.
Sama seperti sebelumnya, Hengky mengatakan pemerintah masih fokus mengejar wisman dari negara ASEAN dan Asia Pasifik. Meski begitu, mereka juga akan meningkatkan wisman dari Amerika dan Eropa.
"Ini karena mereka benar-benar wisatawan yang memiliki keinginan untuk berlama-lama tinggal di sebuah negara," ujar Hengky.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News