kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pemerintah targetkan dapat komitmen pinjaman multilateral senilai US$ 7 miliar


Jumat, 08 Mei 2020 / 14:09 WIB
Pemerintah targetkan dapat komitmen pinjaman multilateral senilai US$ 7 miliar
ILUSTRASI. Direktur Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko Kemenkeu Luky Alfirman


Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menargetkan bisa mendapatkan fleksibilitas pinjaman tunai dari berbagai lembaga keuangan, baik dari multilateral ataupun bilateral.

Pinjaman tersebut, merupakan salah satu strategi umum pembiayaan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2020 tahun ini, yang digunakan untuk mempercepat penanganan virus corona dan menjaga perekonomian dari ancaman krisis.

Melalui fleksibilitas pinjaman tunai ini, pemerintah akan melakukan penambahan pinjaman dengan nilai mencapai US$ 7 miliar. 

Baca Juga: Pinjaman US$ 1,5 miliar dari ADB akan cair bulan Mei atau Juni

Pinjaman tersebut, akan berasal dari beberapa lembaga keuangan seperti Bank Dunia (World Bank), Asian Development Bank (ADB), The French Development Agency (AFD),  Kreditanstalt fur Wiederaufbau (KfW), Japan International Cooperation Agency (JICA), Economic Development Cooperation Fund (EDCF), Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) dan The Islamic Development Bank (IsDB).

Direktur Strategi dan Portofolio Pembiayaan Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Riko Amir mengatakan, meskipun pemerintah melakukan fleksibilitas, tetapi realisasinya tidak bisa dilakukan secara semena-mena.

"Kami tidak bisa langsung upsize tinggi, karena seperti misalnya pinjaman bilateral, tentu ada ceiling yang harus diikuti. Baik ceiling tahunan maupun ceiling jangka menengah dari masing-masing development partners. Jadi pinjaman tunai ini tetap fleksibel dan terukur," kata dia dalam diskusi virtual, Jumat (8/5).



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×