Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyampaikan outlook terbaru anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2020.
Di dalam outlook tersebut, pendapatan negara tahun ini hanya akan mencapai Rp 1.691,6 triliun, lebih rendah Rp 69,3 triliun dari target Perpres 54 tahun 2020 yang sebesar Rp 1.760,9 triliun.
Baca Juga: Defisit APBN melebar jadi 6,27%, Sri Mulyani segera ajukan revisi Perpres 54/2020
Kemudian, belanja negara justru dipatok lebih tinggi Rp 106,3 triliun menjadi sebesar Rp 2.720,1 triliun, sebelumnya di dalam Perpres 54 tahun 2020 belanja negara ditetapkan sebesar Rp 2.613,8 triliun.
Belanja negara di dalam Perpres 54/2020 sebesar Rp 2.613,8 triliun dengan rincian belanja pemerintah pusat sebesar Rp 1.851,1 triliun dan Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) sebesar Rp 762,7 triliun.
Di dalam outlook terbaru, belanja negara meningkat menjadi Rp 2.720,1 triliun dengan rincian belanja pemerintah pusat sebesar Rp 1.959,4 triliun dan TKDD sebesar 760,7 triliun.
Baca Juga: Makan anggaran Rp 641,17 triliun, inilah alokasi dana program pemulihan ekonomi
"Untuk belanja negara akan ada tambahan Rp 106,3 triliun dari Perpres 54/2020. Ini sudah menampung berbagai hal, seperti tambahan subsidi untuk UMKM, diskon tarif listrik yang diperpanjang menjadi 6 bulan, bansos tunai yang diperpanjang hingga Desember, dan cadangan stimulus," ujar Sri di dalam telekonferensi, Senin (18/5).
Berdasarkan data paparan outlook APBN terbaru, tambahan belanja sebesar Rp 106,3 triliun ini telah termasuk penghematan lanjutan belanja kementerian/lembaga (K/L) sebesar Rp 50 triliun, serta penghematan belanja pegawai dari tunjangan hari raya (THR) dan gaji ke-13 sebesar Rp 12,4 triliun.