kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah sepakati enam proyek dengan China senilai US$ 6 miliar


Selasa, 09 April 2019 / 12:12 WIB
Pemerintah sepakati enam proyek dengan China senilai US$ 6 miliar


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melalui Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman mengatakan ada enam proyek yang disepakati dan berpeluang besar masuk dalam program Global Maritime Fulcrum-Belt and Road Initiative (BRI) alias jalur sutera modern.

Deputi III Bidang koordinasi Infrastruktur Ridwan Djamaluddin merinci enam proyek tersebut adalah Kawasan Industri Kuala Tanjung (Sumatra Utara), Pelabuhan Kuala Tanjung, Kawasan Industri Kualanamu (Sumatra Utara), proyek energi bersih Sungai Kayan (Kalimantan Utara), Kura-kura Island Tech Park (Bali) dan program peremajaan perkebunan kelapa sawit.

"Total nilai enam proyek tersebut mencapai US$ 5 miliar-US$ 6 miliar, belum yang joint feasibility karena bentuknya hibah dari China," jelas Ridwan, Senin (8/4).

Selain itu, ada dua proyek yang baru disepakati untuk studi kelayakan bersama (joint feasibility studies). Antara lain proyek Kawasan Industri Tanah Kuning (Kalimantan Utara) dan Kawasan Pariwisata Likupang (Sulawesi Utara).

"Joint feasibility karena bentuknya hibah dari China, saya lupa detailnya sekitar RMB 100 juta di Bappenas," imbuh Ridwan.

Menurut Ridwan, proyek ini melalui proses yang lumayan lama yaitu sekitar dua tahun. Sebab pemerintah menggunakan mekanisme baru yaitu bussines to bussines (B-to-B) sehingga tidak ada aliran dana yang masuk ke pemerintah dan tidak ada hal lain yang wajib dijamin pemerintah.

"Kalau mau cepat ya kasih duit ke pemerintah dan langsung jadi, tapi tidak mau. Konsep ini (digunakan) kalau mau sustain tidak menimbulkan wacana politik tidak kondusif, ya harus begini," ujar Ridwan.

Sebelumnya, Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan bahwa investasi yang masuk ke Indonesia sudah dikelola dengan baik. Dia menyebut ada empat kriteria yang perlu dipenuhi oleh investor apabila mau masuk ke Indonesia.

"Ada empat kriteria, teknologi ramah lingkungan, harus memberi nilai tambah (added value), menggunakan tenaga kerja lokal kalau tidak ada bangun politeknik dan yang terakhir harus transfer teknologi," jelas Luhut, Senin (5/4).

Sekadar informasi, pemerintah menyiapkan 28 proyek untuk ditawarkan dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRI II. Total nilai proyek tersebut mencapai US$ 91,1 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×