Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) kembali merekomendasikan kepada Presiden untuk menetapkan dua KEK baru. Pertama menetapkan Kawasan Industri (KI) Kendal di Jawa Tengah sebagai KEK. Kedua KEK Pariwisata di Likupang di Sulawesi Utara.
KEK Likupang merupakan usulan PT Minahasa Permai Resort Development (MPRD), anak perusahaan Sintesa Group. Sedangkan KEK Kendal diusulkan oleh PT Kendal Industrial Park (KIP), yang merupakan joint venture antara dua pengembang industri di Asia Tenggara yaitu Sembcorp Development Ltd dan PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA).
Baca Juga: KEK Usulan Grup Sintesa dan Kongsi Temasek-Jababeka direkomendasikan ke Jokowi premium
Sembcorp adalah perusahaan bagian Temasek Holding dan terdaftar bursa efek Singapura (Singapore Exchange).
Rencana penetapan KEK Kendal untuk bidang usaha industri manufaktur merupakan kali pertama di Pulau Jawa. Sebab selama ini pemerintah hanya menetapkan KEK industri di luas Jawa karena tujuan awalnya untuk pemerataan pembangunan dan ekonomi di daerah.
Pasalnya, melalui KEK, pengusaha yang masuk di dalamnya bakal mendapat banyak insentif, baik fiskal maupun nonfiskal.
Penetapan KEK Kendal berpotensi menimbulkan kecemburuan bagi investor. Banyak investor yang sudah tanam modal di KEK di luar Jawa.
Apalagi, sebagai kawasan industri, Kendal juga sudah cukup berhasil menyedot investasi. Catatan Kontan.co.id, hingga awal 2019 sudah ada 50 perusahaan yang tertarik menguasai lahan di kawasan industri tersebut.
Sebanyak 48 perusahaan deal hingga tahun 2018, ditambah dua perusahaan deal pada Januari 2019. Di antara 50 perusahaan, tujuh sudah beroperasi, tiga perusahaan sedang proses membangun dan 12 perusahaan sedang mengurus administrasi seperti perizinan dan persiapan desain bangunan.
Baca Juga: Jokowi minta pusat perbelanjaan tempatkan produk merek lokal di tempat strategis
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menjelaskan, KEK Kendal hanya akan diperuntukkan bagi perusahaan manufaktur yang berorientasi ekspor. "Orientasi ekspor 60%," tambah Airlangga.
Indonesia wajib memacu manufaktur berbasis ekspor. Pasalnya, kinerja ekspor belum mampu mengimbangi impor, sehingga neraca perdagangan Indonesia defisit.
Baca Juga: Dewan Nasional KEK merekomendasikan penetapan Likupang dan Kendal ke Jokowi
Executive Director Kendal Industrial Park Didik Purbadi menambahkan, KEK Kendal juga akan menarik minat investor asing.
"Foreign direct investment (FDI) bisa mencapai US$ 600 juta-US$ 700 juta dalam kurun waktu tiga tahun ke depan. Hingga tahun 2025 nanti, KEK Kendal akan menyerap 80.000 tenaga kerja," kata Didik.
Setyono Djuandi Darmono, Presiden Direktur KIJA optimistis KEK Kendal akan menarik perusahaan-perusahaan besar yang export oriented dan mengalahkan negara-negara ASEAN lainnya. Alasannya, KEK ini sudah terintegrasi dengan sarana infrastruktur memadai.
"Ada pelabuhan dengan pelayanan cepat, jalan tol, akses kereta api, insentif pajak, hingga peraturan perburuhan yang adil," papar Setyono.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News