kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Pemerintah : Pertumbuhan ekonomi Indonesia bukan kebohongan


Rabu, 12 Januari 2011 / 23:36 WIB
Pemerintah : Pertumbuhan ekonomi Indonesia bukan kebohongan


Reporter: Bambang Rakhmanto |

JAKARTA. Pemerintah tampaknya kebakaran jenggot dengan tuduhan beberapa media dan tokoh lintas agama yang mengatakan pemerintah bohong dalam kemajuan ekonomi. Atas dasar tuduhan itu seluruh jajaran menteri Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II memiliki satu suara kalau itu tidak benar.

Mentri Bidang Ekonomi menjadi salah satu bagian dari pemerintah yang berang terhadap tuduhan kebohongan publik soal pencapaian kinerja pemerintah.

"Tampaknya dari paparan yang kami sampaikan dalam rapat kerja kemarin ada yang salah persepsi. Bahkan, dikatakan ada kebohongan publik dari pemerintah paparan yang diasmpaikan dalam rapat kerja dengan Gubernur, Bupati, dan Walikota seluruh Indonesia. Hal tersebut tidak benar," ujar Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Rabu (12/1).

Menurutnya, seluruh informasi yang disampaikan berdasarkan dari sumber-sumber dan lembaga yang kredibel seperti Badan Pusat Statistik (BPS).

Lanjut Hatta, selain menyampaikan pencapaian yang diperoleh pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), pemerintah dengan jelas mengatakan kendala dan tantangan yang dihadapi dalam perekonomian Indonesia. "Kami sampaikan 10 pencapaian dan 10 kendala dalam rapat kerja itu," katanya.

Kendati demikian, Hatta mengakui masih ada hal-hal yang belum tercapai oleh kabinet perekonomian. Namun, jajaran menteri perekonomian membantah keras jika dikatakan melakukan kebohongan publik.

Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad menyayangkan sikap sejumlah tokoh agama yang menganggap pemerintah telah melakukan kebohongan publik. "Itu bukan sikap intelektual. Itu sikap arogan yang tidak pantas bagi pemimpin ormas agama bersikap seperti itu. Jadi, saya sangat tersinggung," katanya.

Fadel menyatakan, seharusnya pemimpin ormas agama itu membaca berita luar negeri. Dalam media tersebut, menurut Fadel, dijelaskan bahwa pemerintah sudah bekerja dan berjalan ke arah yang lebih baik. "Saya tidak akan menuntut, saya hanya mengatakannya sebagai intelektual," tukas Fadel.

Ekonom Danareksa Research Institute, Purbaya Yudhi Sadewa manganggap wajar aksi beberapa orang yang mengatakan pemerintah melakukan pembohongan public. “ tidak hanya di Indonesia di negara maju seperti Amerika masih banyak orang yang menkritik kinerjanya, jadi saya itu rasa sangat wajar,” terang Purbaya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×