Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
Ketika ditanya soal optimalisasi aset-aset negara yang berpotensi untuk menambah pendapatan ke APBN, Staf Khusus Menteri Keuangan bidang Kebijakan Fiskal dan Makroekonomi Masyita Crystallin menyebut, di tengah pandemi, pemerintah menghadapi tantangan berat dalam memperbesar pemasukan negara mengingat sector sektor swasta juga terdampak, di mana aktivitas bisnis lebih sepi, juga demand dari masyarakat ikut turun.
Adapun terhadap optimalisasi aset, menurut dia, berbagai sumber calon sumber pembiayaan yang potensial, terus diidentifikasi pemerintah, termasuk dalam hal optimalisasi aset negara.
“Kalau me-manage di situasi darurat, (optimalisasi aset negara) memang itu salah satu pilihan juga. Dalam melihat anggaran pemerintah, tiga tahun ke depan, masi ada potensi minus ke tiga persen. Agar pembiayaan managable, lebih panjang, tentu langkah extra ordinary bisa dilakukan, dan semua diletakan di meja, semua bisa dipilih. Opsi pertama apa, kapan, dan juga timin. Namun aset juga harganya sedang jatuh, mencari pembeli juga tidak semudah itu juga, harga juga belum terlalu baik,” ucap Masyita.
Baca Juga: Lima obligasi total Rp 5,73 triliun dicatatkan di BEI pekan ini
Ia menambahkan, dari sisi pengelolaan anggaran, pemerintah menerapkan berbagai langkah dengan prinsip melakukan langkah terbaik dan menyiapkan penanganan hingga skenario terburuk.
Sehingga diharapkan perekonomian tidak semakin terkontraksi, demand kembali meningkat. Juga melakukan evaluasi secara real time untuk setiap kebijakan dan membuka ruang perbaikan.
“Good governance tetap dijaga, pemerintah bekerja di dua sisi, berusaha secepat mungkin, dari sisi pencariran anggaran dipermudah, cepat dengan tetap kedepankan sisi governance,” ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News