kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Pemerintah Patok Nilai Tukar Rupiah Rp 14.300 - Rp 14.800 per dolar AS pada 2023


Selasa, 31 Mei 2022 / 20:01 WIB
Pemerintah Patok Nilai Tukar Rupiah Rp 14.300 - Rp 14.800 per dolar AS pada 2023
ILUSTRASI. Pegawai menunjukkan mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang di Jakarta, Jumat (5/11/2021). Pemerintah Patok Nilai Tukar Rupiah Rp 14.300 - Rp 14.800 per dolar AS pada 2023.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah meyakini pergerakan rata-rata nilai tukar rupiah pada tahun 2023 di kisaran Rp 14.300 hingga Rp 14.800 per dollar Amerika Serikat (AS). 

Dengan demikian, terdapat potensi pelemahan nilai tukar rupiah, bila dibandingkan dengan tahun 2022. Adapun, pemerintah memperkirakan pergerakan rata-rata nilai tukar rupiah pada tahun ini di kisaran Rp 14.300 hingga Rp 14.700 per dollar AS. 

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut, pergerakan nilai tukar rupiah ini tidak terlepas dari eskalasi risiko ketidakpastian perekonomian global yang cukup tinggi. 

Baca Juga: Rupiah Diperkirakan Masih Bergerak Melemah Terbatas pada perdagangan Kamis (2/6)

“Sejak meningkatnya konflik geopolitik di Eropa, disrupsi di sisi suplai makin parah sehingga mendorong tingkat inflasi dan kemudian pengetatan kebijakan moneter di berbagai negara yang cukup agresif,” tutur Sri Mulyani dalam Rapat Paripurna DPR RI, Selasa (31/5). 

Yang paling memberikan dampak kepada Indonesia adalah langkah kebijakan bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed). Sebelum mengerek suku bunga kebijakannya dengan agresif, The Fed juga sudah berhenti melakukan quantitative easing.

Selain itu, The Fed juga melakukan pengurangan balance sheet secara signifikan yang berpotensi membuat likuiditas global makin ketat. Kombinasi dari kebijakan tingkat suku bunga dan penyesuaian balance sheet ini kemudian mendorong peningkatan imbal hasil (yield) surat utang pemerintah AS US Treasury dan berpengaruh pada negara maju lainnya. 

Baca Juga: Bos BI Meramal Rata-rata Nilai Tukar Rupiah Tahun Ini Kisaran Rp 14.300-Rp 14.700



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×