Reporter: Bidara Pink | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) tetap meyakini pergerakan nilai tukar rupiah pada tahun 2022 akan terjaga. Hal ini seiring dengan ketahanan eksternal secara fundamental.
Gubernur BI Perry Warjiyo bahkan memperkirakan, rata-rata nilai tukar rupiah di tahun ini akan berada di kisaran Rp 14.300 per dolar Amerika Serikat (AS) hingga Rp 14.700 per dolar AS.
“Ketahanan eksternal secara fundamental mendukung perkembangan nilai tukar rupiah, meskipun volatilitasnya dipengaruhi ketidakpastian pasar keuangan global,” tutur Perry dalam Rapat Kerja Badan Anggaran DPR RI, Selasa (31/5).
Baca Juga: Rupiah Jisdor Melemah 0,33% ke Rp 14.592 Per Dolar AS Pada Perdagangan Selasa (31/5)
Perry kemudian memerinci, CAD pada tahun 2022 diperkirakan berada di kisaran 0,5% Produk Domestik Bruto (PDB) hingga 1,3% PDB. Ia mengklaim CAD ini rendah didukung kinerja nilai ekspor karena tingginya harga komoditas dunia.
Sedangkan cadangan devisa dinilai cukup tambun. BI mencatat, cadangan devisa hingga April 2022 sebesar US$ 135,7 miliar yang menunjukkan sisi suplai valuta asing cukup jumbo dalam menjaga stabilitas eksternal Indonesia.
Walau memang, Perry tak menampik kondisi global masih turut mempengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah. Sebenarnya, ini juga nampak dari neraca transaksi modal dan finansial yang mencatatkan dana asing ke investasi portofolio yang terbatas.
Baca Juga: Loyo, Rupiah Spot Melemah 0,19% ke Rp 14.585 Per Dolar AS Pada Selasa (31/5) Siang
Kabar baiknya, investor asing masih masuk lewat Penanaman Modal Asing (PMA) langsung, sehingga ini tetap bisa menjaga ketahanan eksternal Indonesia. Pun sampai dengan 23 Mei 2022, nilai tukar rupiah tercatat melemah 2,87% point to point dan secara rata-rata melemah 0,6%. Namun, pelemahan ini dinilai relatif lebih rendah dan stabil bila dibandingkan dengan negara-negara sebaya.
Lebih lanjut, Perry memperkirakan rata-rata nilai tukar rupiah pada tahun 2023 akan bergerak di kisaran Rp 14.400 per dollar AS hingga Rp 14.800 per dollar As. Ini didukung oleh kondisi fundamental yang baik dan langkah stabilisasi yang dilakukan oleh BI.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News