kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah Pastikan Sistem Kesehatan Indonesia Siap Hadapi Lonjakan Kasus Omicron


Senin, 24 Januari 2022 / 16:40 WIB
Pemerintah Pastikan Sistem Kesehatan Indonesia Siap Hadapi Lonjakan Kasus Omicron
ILUSTRASI. Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah memastikan sistem kesehatan nasional siap dalam menghadapi ancaman peningkatan kasus omicron.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menuturkan, meskipun kasus Covid-19 meningkat pemerintah tetap dalam kendali penuh dalam menghadapi varian omicron. Jumlah kasus konfirmasi dan aktif harian dinilai masih lebih rendah, dibandingkan dari kasus puncak varian Delta.

"Pemerintah memastikan sistem kesehatan Indonesia hari ini sudah cukup siap dalam menghadapi Omicron. Namun, langkah-langkah bijak dari segenap masyarakat yang mentaati protokol kesehatan dan mengikuti anjuran pemerintah merupakan faktor utama dalam mencegah keparahan yang terjadi," kata Luhut dalam konferensi pers Evaluasi PPKM, Senin (24/1).

Sejak varian varian omicron ditemukan di Indonesia, Luhut menyebut belum terlihat tanda-tanda kenaikan kasus yang eksponensial seperti yang terjadi di berbagai negara lainnya. Kemudian posisi bed occupancy rate (BOR) di Jawa-Bali juga lebih baik dibandingkan dengan awal kenaikan varian Delta.

Baca Juga: DKI Jakarta Sejatinya Masuk PPKM Level 3, tapi Ikut Aglomerasi Jabodetabek Level 2

Kasus kematian harian di seluruh Jawa-Bali selama 14 hari terakhir ini masih pada tingkat yang sangat rendah. Meski demikian pemerintah tetap mewaspadai tren peningkatan, berkaca pada angka reproduksi efektif mulai mengalami peningkatan. Saat ini Angka RT di Jawa sudah mencapai satu dan Bali sudah lebih dari satu.

Luhut menambahkan, melihat dari trayektori kasus di Afrika Selatan, pemerintah memperkirakan kasus akan terus meningkat.

Namun, tingkat kematian aktual di DKI lebih rendah dari proyeksi yang dilakukan dengan menggunakan trayektori Afrika Selatan. Hal tersebut lantaran tingkat vaksinasi yang lebih tinggi dibandingkan Afrika Selatan menjadi faktor pembeda.

Untuk itu, tingkat vaksinasi umum dan lansia di Jawa-Bali akan terus ditingkatkan. Hingga saat ini cakupan vaksinasi dosis pertama mencapai 91% untuk masyarakat umum dan 75% untuk dosis pertama lansia.

Kemudian, vaksinasi Dosis 1 dan Dosis 2 anak di Jawa Bali juga meningkat dengan cepat. Tingkat vaksinasi dosis 1 anak di Jawa Bali telah mencapai 69% dan dosis 2 juga sudah mulai meningkat.

Dalam seminggu terakhir pemerintah melihat kasus harian terus mengalami peningkatan. Berdasarkan data yang dihimpun, kasus di Jawa-Bali mendominasi kasus harian yang naik.

"Kenaikan di Jawa Bali kami identifikasi masih bersumber dari peningkatan pada wilayah aglomerasi Jabodetabek," ujarnya.

Baca Juga: Menko Luhut Pandjaitan: Sekolah Tatap Muka Tetap Dilaksanakan 100%

Selanjutnya, kasus yang disebabkan oleh pelaku perjalanan luar negeri sudah berada di bawah 10% dari total kasus nasional. Maka pemerintah menyimpulkan bahwa transmisi lokal yang terjadi di Indonesia sudah lebih mendominasi dibanding waktu sebelumnya.

Oleh karenanya, pemerintah juga terus mewaspadai tren positivity rate. Secara keseluruhan, PCR dan antigen, positivity rate masih di bawah standar WHO 5%, tetapi positivity rate PCR sudah meningkat menjadi 9%.

"Dengan berbagai perkembangan tersebut, kami menghimbau masyarakat juga untuk lebih waspada. Protokol kesehatan jangan ditinggalkan, selalu kenakan masker, kurangi aktivitas keluar rumah yang tidak perlu, dan selalu gunakan Peduli Lindungi ketika beraktivitas di tempat umum," jelas Luhut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×