Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) optimistis target penerimaan cukai pada tahun ini bisa tercapai.
Direktur Komunikasi dan Bimbingan Pengguna Jasa, Nirwala Dwi Heryanto meyakini pemerintah masih akan mendapatkan tambahan penerimaan di sisa akhir tahun ini.
"Masih ada tambahan, kan yang bayar tunai November-Desember kan ada. Iya (masih bisa tercapai), itu yang mari kita berdoa bersama," ujar Nirwala saat ditemui di Bea Cukai Soekarno-Hatta, Jumat (29/11).
Kendati begitu, ia menyebut melemahnya daya beli masyarakat bisa mempengaruhi kinerja penerimaan cukai pada tahun ini, khususnya muncul fenomena downtrading.
Baca Juga: Bea Cukai Cegah Kerugian Negara Rp 870 Juta dari Penyelundupan iPhone hingga Kosmetik
"Sama dengan sekarang kan masalah daya beli. Makanya kan ada kondisi, ada downtrading, itu kan cerminan daya beli," katanya.
Mengutip Laporan APBN Kita Edisi November 2024, penerimaan cukai hingga akhir Oktober 2024 telah mencapai Rp 174,37 triliun atau 70,86% dari target. Angka ini tumbuh 2,71% secara tahunan alias year on year (yoy).
Kinerja tersebut didorong oleh kinerja cukai dari Cukai Hasil Tembakau (CHT), Minuman Mengandung Ethil Alkohol (MMEA), dan Ethil Alkohol (EA).
Tercatat, penerimaan CHT tumbuh 2,28% yoy menjadi Rp 166,97 triliun atau tercapai 72,47% dari target. Kinerja ini dipengaruhi peningkatan produksi 1,1% yoy, terutama pada jenis Sigaret Keretek Tangan (SKT). SKT merupakan produk yang melibatkan banyak tenaga kerja manual, yang peningkatannya dapat menyerap lebih banyak tenaga kerja.
Sementara, penerimaan cukai MMEA naik 13,30% yoy menjadi Rp 7,16 triliun, atau mencapai 76,75% dari target. Kenaikan tersebut terutama didorong oleh kebijakan kenaikan tarif MMEA sedangkan produksi masih terkendali, turun 2,23%yoy.
Baca Juga: Bea Cukai Sita 102 Produk Apple Ilegal Senilai Rp 714 Juta, Ada iPhone 16
Hal tersebut sejalan dengan kebijakan peningkatan tarif sebagai upaya untuk mengendalikan konsumsi minuman beralkohol. Kebijakan ini diharapkan dapat mengurangi dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat sekaligus meningkatkan pendapatan negara dari sektor cukai.
Kemudian, kinerja penerimaan cukai EA naik 16,91% yoy menjadi Rp 117,48 miliar, atau 112,65% dari target. Kinerja positif tersebut didorong oleh peningkatan produksi EA bayar 16,50% yoy.
Nilai penerimaan EA tidak signifikan karena sebagian besar EA yang diproduksi, tidak dipungut cukainya, atau dibebaskan untuk keperluan medis, industri serta fasilitas lainnya.
Selanjutnya: Bea Cukai Cegah Kerugian Negara Rp 870 Juta dari Penyelundupan iPhone hingga Kosmetik
Menarik Dibaca: Kumpulan Ide Tanaman Natal Terbaik untuk Membuat Rumah Terlihat Meriah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News