kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Pemerintah optimistis pertumbuhan investasi tahun ini lebih kencang


Rabu, 06 Februari 2019 / 19:09 WIB
Pemerintah optimistis pertumbuhan investasi tahun ini lebih kencang


Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan investasi langsung di Indonesia mengalami perlambatan yang signifikan sepanjang 2018.  Meski demikian, pemerintah optimistis realisasi investasi di tahun ini akan membaik seiring banyaknya proyek investasi dan ekspansi.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, saat ini optimisme investor perlahan terbangun pasca turbulensi ekonomi, fluktuasi nilai tukar, dan perang dagang yang memuncak di tahun lalu. Hal tersebut tampak dari mulai masuknya lagi sejumlah investor strategis ke Indonesia, terutama di industri baja dan petrokimia.

"Kita lihat Lotte yang sudah groundbreaking dan akan selesai di tahun 2022. Itu akan menambah sekitar 1 juta ton produk plastik dan turunannya," tutur Airlangga saat ditemui usai acara Outlook Ekonomi dan Investasi Indonesia 2019, Rabu (6/2).

Investasi yang disebut Airlangga mengacu ke perusahaan industri petrokimia asal Korea Selatan, Lotte Chemical Titan yang membangun pabrik dengan nilai investasi sekitar US$ 3,5 miliar untuk memproduksi nafta cracker alias bahan baku petrokimia.

Sejalan dengan itu, pemerintah akan menggenjot pembangunan kompleks petrokimia sehingga kapasitasnya bisa naik dari 1 juta ton menjadi 3 juta ton pada 2022-2023 mendatang.

Begitu juga dengan pembangunan klaster industri baja di Cilegon yang ditargetkan mampu memproduksi hingga 10 juta ton pada 2025. Ekspansi dan investasi PT Krakatau Steel, utamanya, diharapkan dapat mendukung pencapaian target tersebut. "Ini pembicaraannya sudah kita mulai dan mereka akan masuk di controlling mill untuk ekspansi," imbuh Airlangga.

Peluang lainnya juga berasal dari bertambahnya klaster Jawa Timur yang merupakan hasil dari divestasi PT Freeport. Sesuai kesepakatan, Freeport bakal membangun smelter tembaga di kawasan Gresik.

Perusahaan-perusahaan smelter nikel di kawasan industri Sulawesi Tengah, ia mencontohkan, telah mampu mengekspor senilai US$ 5 miiar dan meningkatkan ekspor ke Amerika Serikat hingga 78%.

"Ekspansi-ekspansi ini adalah ekspansi yang selama hampir dua dekade ini terhenti. Sekarang semua mulai bergerak kembali sehingga ini yang kita sebut confident pelaku industri semakin tinggi," ujar Airlangga.

Kinerja investasi di dalam negeri, harapnya, juga dapat semakin moncer pasca rampungnya Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif antara Uni Eropa Indonesia (I-EU CEPA). Terutama pada industri tekstil, alas kaki, furnitur, serta otomotif yang akan terdongkrak lewat perjanjian tersebut.

Perjanjian I-EU CEPA juga akan membawa investasi modal dan transfer teknologi canggih serta pengetahuan yang penting bagi pengembangan keterampilan sumber daya munusia di Indonesia. "Kalau CEPA selesai, askes pasar selesai, ekspor juga akan meningkat, terutama ekspor produk bernilai tambah tinggi," kata Airlangga.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×