Reporter: Grace Olivia | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang tahun 2018, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,17%. Meski lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi 2017 yang sebesar 5,07%, angka pertumbuhan tersebut jauh di bawah target pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 yang sebesar 5,4%.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong mengakui, lesunya realisasi investasi menjadi salah satu penghambat pertumbuhan ekonomi tahun lalu.
"Realisasi investasi di 2018 memang cukup mengecewakan, melambat menjadi hanya sedikit di atas 4%. Itu salah satu faktor yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi secara total di bawah keinginan kita," ujar Thomas saat ditemui usai acara Outlook Ekonomi dan Investasi Indonesia 2019, Rabu (6/2).
Seperti yang diketahui, total realisasi investasi dalam negeri (PMDN) maupun asing (PMA) di Indonesia sepanjang tahun lalu meleset dari target yang dipatok Rp 765 triliun. Realisasi investasi hanya mencapai Rp 721,3 triliun, atau tumbuh 4,1% yoy. Pertumbuhan tersebut jauh melambat dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 13,1% yoy.
Meski begitu, Thomas meyakini, realisasi investasi di tahun 2019 bisa jauh lebih baik. Sebab, ia melihat tanda-tanda rebound seiring dengan dialog yang tengah dilakoni BKPM dengan sejumlah investor besar di awal tahun ini.
Menurutnya, investor menganggap "badai perekonomian" global sudah berlalu dan pemerintah pun telah mengeluarkan kebijakan yang pragmatis dan reformis. Pelaksanaan pemilu yang diharapkan aman dan tertib juga turut menambah kepercayaan investor pada Indonesia di tahun ini.
"Sudah kelihatan tanda-tanda awal investasi akan recover di 2019 setelah pelemahan yang cukup signifikan di 2018," ujarnya.
Adapun, BKPM menargetkan realisasi investasi tahun ini bisa mencapai Rp 792 triliun atau tumbuh 9,8% dibandingkan realisasi di tahun 2018.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News