CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.860   -72,00   -0,46%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

Pemerintah naikkan level PPKM daerah dengan tingkat vaksinasi kurang dari 50%


Senin, 22 November 2021 / 18:56 WIB
Pemerintah naikkan level PPKM daerah dengan tingkat vaksinasi kurang dari 50%
ILUSTRASI. Menko Perekonomian Airlangga Hartarto


Reporter: Abdul Basith Bardan | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah akan kembali menggenjot vaksinasi virus corona (Covid-19). Kini, pemerintah memasukkan kembali indikator cakupan vaksinasi dalam penetapan level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) untuk daerah di luar Jawa dan Bali.

"Selama 23 November sampai 6 Desember perpanjangan PPKM dengan penerapan dari dosis vaksinasi yang kurang dari 50% dinaikkan menjadi satu level PPKM," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat konferensi pers, Senin (22/11).

Sebelumnya Airlangga bilang, terdapat 14 provinsi yang cakupan vaksinasinya kurang dari 50%. Sementara itu baru terdapat 2 provinsi yang telah mencapai vaksinasi 70%.

Berdasarkan penetapan tersebut Airlangga yang juga Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) bilang terdapat 109 kabupaten/kota yang menerapkan PPKM level 3. Sementara 200 kabupaten/kota menerapkan PPKM level 2, dan 77 kabupaten/kota berada pada PPKM level 1.

Baca Juga: Jokowi minta pemberlakuan PPKM level 3 saat Nataru dikomunikasikan dengan baik

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menambahkan, dalam tiga pekan terakhir terdapat penurunan laju vaksinasi. Salah satu penyebabnya adalah ketersediaan vaksin.

"Salah satunya adalah karena Sinovac vaksinnya sudah mulai menurun diganti oleh AstraZeneca dan Pfizer," ungkap Budi.

Budi bilang masih banyak masyarakat yang khawatir dalam penggunaan kedua jenis vaksin tersebut. Ia menegaskan bahwa keduanya memiliki efikasi dan keamanan yang sama dengan vaksin Sinovac.

Bekas Wakil Menteri BUMN itu bilang saat ini terdapat 55 juta stok vaksin yang sudah disalurkan ke daerah. Angka tersebut diyakini cukup untuk memenuhi kebutuhan vaksinasi selama 1 bulan.

Selanjutnya: Pemerintah ajak masyarakat jadikan 2022 tahun terakhir pandemi COVID-19

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×