kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah Menyebut Kasus Covid-19 di Tanah Air Masih Terkendali


Selasa, 23 Agustus 2022 / 22:59 WIB
Pemerintah Menyebut Kasus Covid-19 di Tanah Air Masih Terkendali
ILUSTRASI. Sejumlah tenaga kesehatan memeriksa kesehatan sebelum menerima vaksin Booster dosis kedua di Rumah Sakit Umum Daerah Matraman, Jakarta, Jumat (5/8/2022).


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah terus memantau perkembangan kasus Covid-19 di Tanah Air. Pemerintah menyebut, kasus Covid-19 menurun dan relatif lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara lain.

Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, perkembangan kasus di sejumlah negara seperti di Jepang masih tinggi 218.000. Demikian juga di Amerika, Australia, dan India yang angkanya relatif tinggi. Sedangkan di Indonesia seven day moving average sekitar 4.683 atau relatif lebih rendah dari berbagai negara.

"Kalau kita lihat positivity rate di mingguan di 9%, kemudian kasus aktif sekitar 48.000 kasus dan kasus rata-rata turun 1,94," kata Airlangga dalam konferensi pers, Selasa (23/8).

Baca Juga: UPDATE Covid-19 Indonesia, 23 Agustus: Tambah 4.858 Kasus Baru, Meninggal 24

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menjelaskan bahwa saat ini masyarakat Indonesia memiliki level antibodi yang tinggi. Oleh sebab itu, kasus Covid-19 Omicron subvarian BA.4 dan BA.5 di Tanah Air masih relatif lebih rendah dibandingkan negara lainnya.

"Kita sudah melihat dibandingkan Desember hanya 88% dari masyarakat yang memiliki antibodi sekarang naik ke 98,5%. Level antibodinya yang tadinya cuma sekitar 400-an unit per mililiter sekarang naik lebih dari 2.000 unit per mililiter. Akibatnya apa? Akibatnya memang terbukti populasi masyarakat Indonesia sudah sangat terlindungi dari level antibodinya," ujar Budi.

Tingginya kasus konfirmasi harian di berbagai negara lain akan mengakibatkan terjadinya mutasi dan munculnya varian baru yang diperkirakan terjadi pada awal tahun 2023. Menkes mengimbau masyarakat untuk waspada terkait munculnya varian baru tersebut salah satunya dengan menjaga level imunitas masyarakat.

Baca Juga: Jepang Pertimbangkan Pelonggaran Aturan Perbatasan Terkait COVID-19

Budi menyampaikan, Presiden Jokowi menginstruksikan untuk kembali menggencarkan vaksinasi bagi daerah-daerah yang kadar imunitas masyarakatnya sudah menurun.

Selain itu, Jokowi juga menginstruksikan agar vaksinasi untuk anak-anak di bawah 6 tahun mulai dijajaki dan vaksinasi bagi kelompok lansia serta komorbid akan terus ditingkatkan kadar imunitasnya untuk menjaga level imunitas populasi Indonesia.

"Vaksinasi untuk yang kelompok-kelompok lansia, komorbid, kemudian yang nanti kadar imunitasnya sudah turun atau sudah lebih dari 6 bulan karena kita sudah tahu by name by address nanti akan kita segera berikan alternatif vaksin yang adanya," ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×