kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.943.000   -7.000   -0,36%
  • USD/IDR 16.340   46,00   0,28%
  • IDX 7.108   -48,06   -0,67%
  • KOMPAS100 1.036   -7,15   -0,69%
  • LQ45 793   -7,13   -0,89%
  • ISSI 231   -1,02   -0,44%
  • IDX30 412   -2,67   -0,64%
  • IDXHIDIV20 483   -2,57   -0,53%
  • IDX80 116   -0,87   -0,75%
  • IDXV30 119   -0,80   -0,67%
  • IDXQ30 133   -0,85   -0,64%

Pemerintah Kejar Penyelesaian Perjanjian Dagang Uni Eropa untuk Perluas Pasar Ekspor


Rabu, 18 Juni 2025 / 16:25 WIB
Pemerintah Kejar Penyelesaian Perjanjian Dagang Uni Eropa untuk Perluas Pasar Ekspor
ILUSTRASI. Deputi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian, Ferry Irawan.


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Deputi I Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Ferry Irawan mengungkapkan, pemerintah tengah fokus mendorong perluasan pasar ekspor dan menggenjot Kerjasama perdagangan internasional, terutama dengan Uni Eropa.

Hal ini merupakan strategi utama untuk menjaga ketahanan ekonomi dan melindungi pasar lapangan kerja di tengah tekanan global. 

Ferry menyebut, salah satu fokus Pemerintah saat ini adalah mempercepat penyelesaian perjanjian dagang dengan sejumlah mitra strategis, seperti negara-negara Uni Eropa melalui skema Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA).

“Kita berharap negosiasi IEU-CEPA bisa selesai Juni ini. Kenapa Eropa penting? Karena Uni Eropa adalah pasar besar, terutama bagi produk-produk padat karya kita seperti tekstil, pakaian, dan alas kaki,” ujar Ferry dalam forum diskusi ekonomi, Rabu (18/6).

Baca Juga: Implementasi IEU CEPA Bakal Sumbang 0,04% ke Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Menurut Ferry, akses pasar yang lebih luas ke Uni Eropa diharapkan dapat meningkatkan volume ekspor Indonesia, memperkuat sektor industri berbasis tenaga kerja, serta memitigasi risiko pemutusan hubungan kerja (PHK) di dalam negeri.

Selain Uni Eropa, Indonesia juga aktif memperkuat kerja sama dagang dengan negara-negara lain dan memperluas akses ekspor ke kawasan non-tradisional. 

Menurut Ferry diversifikasi pasar ekspor menjadi kunci untuk mengurangi ketergantungan pada pasar tertentu, dan meningkatkan ketahanan ekonomi

"Kita harapkan dengan selesainya perjanjian negosiasi dagang antara Indonesia dengan Uni Eropa, ini kita harapkan bisa menjadi salah satu pembukaan market access untuk barang-barang kita yang masuk kategori padat karya,” tambah Ferry.

Baca Juga: Perundingan IEU CEPA Segera Usai, Tarif Ekspor Indonesia ke Uni Eropa Akan Bakal 0%

Di sisi kebijakan, Indonesia juga sedang dalam proses aksesi keanggotaan Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD). Pada Juni 2025, pemerintah telah menyerahkan initial memorandum sebagai bagian dari tahapan awal.

“Dengan masuk OECD, kita ingin menunjukkan komitmen Indonesia terhadap reformasi struktural, khususnya dalam kebijakan investasi dan perdagangan yang sesuai dengan standar internasional,” jelas Ferry.

Selain ekspor, pemerintah juga memperkuat strategi jangka menengah lainnya seperti pengembangan sektor digital, ekonomi kreatif, hilirisasi industri, dan ketahanan pangan.

Upaya ini dilakukan untuk memastikan ekonomi tetap tumbuh, pasar terbuka semakin luas, dan sektor-sektor padat karya tetap terlindungi.

Baca Juga: Perjanjian IEU CEPA Buka Peluang Ekspor Lebih Banyak bagi Minyak Sawit & Alas Kaki

Selanjutnya: Askrindo Kantongi Laba Rp 196 Miliar Hingga April, Tumbuh 205% Sejak Awal Tahun 2025

Menarik Dibaca: Cek Kolesterol Apakah Harus Puasa? Cari Tahu Jawabannya di Sini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×