Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Pemerintah berharap pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada tiga bulan pertama 2016 lebih baik ketimbang kuartal IV-2015. Ketika itu, pertumbuhan konsumsi rumah tangga di bawah 5%, tepatnya sekitar 4,9%, terendah selama empat tahun.
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro berharap, inflasi yang rendah di Januari-Februari 2016 bisa mendorong daya beli masyarakat.
Imbasnya, pertumbuhan konsumsi juga akan meningkat dibanding kuartal sebelumnya. Namun, jika ternyata masih di bawah 5%, pemerintah berjanji akan memberikan kompensasi kepada masyarakat supaya daya belinya meningkat lagi. "Nanti kita lihat," kata Bambang, Jumat (11/3) di Jakarta.
Hanya saja, Bambang tidak menjelaskan lebih detil kompensasi yang dimaksud. Yang pasti yang sedang ditunggu publik saat ini adalah pemerintah menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM), menyusul penurunan harga minyak dunia dalam beberapa bulan terakhir.
Biasanya, konsumsi rumah tangga menjadi andalan pemerintah dalam mendorngkrak pertumbuhan ekonomi. Namun kali ini, belanja pemerintah dan investasi lebih menonjol ketimbang konsumsi.
Dengan kedua hal tadi, Bambang yakin pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2016 ini bisa lebih baik dari kuartal sebelumnya. Pada kuartal IV-2015 pertumbuhan ekonomi berada di level 5,04%. Adapun tahun 2016 ini dalam asumsi makro yang ditetapkan dalam APBN dipatok sebesar 5,3%.
Pada Januari 2016 lalu, laju kenaikan harga menurut Badan Pusat Statistik (BPS) terjadi inflasi sebesar 0,51%. Sementara pada Februari lalu, terjadi deflasi 0,09%.
Bank Indonesia sebelumnya sudah memperkirakan pada Maret 2016 ini akan kembali terjadi inflasi. Dari pantauan BI pada pekan pertama bulan Maret menunjukan kemungkinan akan terjadi inflasi sebesar 0,05%.
Kalau Pertumbuhan Konsumsi Dibawah 5%, Pemerintash Siapkan Komepnsasi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News