Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Keputusan Bank Sentral Eropa atau European Central Bank (ECB) yang memangkas semua tingkat suku bunga serta penambahan stimulus ekonomi yang diputuskan Kamis (10/3) kemarin malam, memberikan keuntungan bagi Indonesia.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara mengatakan, keputusan tersebut akan berdampak terhadap emerging market, terutama terkait dengan masuknya arus modal asing ke Indonesia (capital inflow). Dengan bunga yang rendah, pasar modal di Eropa menjadi tidak menarik sehingga investor akan kembali masuk ke emerging market, termasuk Indonesia.
Apalagi, selain Eropa, keputusan Bank Sentral Jepang (BOJ) yang juga memangkas suku bunganya hingga negatif pada beberapa waktu lalu juga turut mempengaruhi inflow ke Indonesia. Tak hanya itu, ada ekspektasi bahwa kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat tahun ini tidak terlalu ekspansif.
"Itu yang kenapa sekarang Indonesia mengalami capital inflow," kata Mirza, Jumat (11/3).
Berdasarkan data BI, hingga pertengahan Februari 2016 lalu, capital inflow yang membanjiri pasar domestik mencapai US$ 2.125 juta. Namun, Mirza melihat adanya dukungan faktor domestik yang berdampak pada derasnya inflow saat ini, yaitu dari rendahnya inflasi nasional dan ekspektasi perbaikan angka neraca perdagangan serta beraca pembayaran Indonesia.
"Kemudian ditambah lagi pemerintah sangat serius lakukan deregulasi berbagai paket untuk sektor riil dalam rangka supaya menggairahkan sektor rill sehingga terjadi permintaan kredit," tambahnya.
Di saat yang bersamaan lanjut dia, BI telah melakukan pelonggaran kebijakan moneter melalui penurunan Giro Wajib Minimum (GWM) dan pemangkasan suku bunga. Hal tersebut diharapkan mampu mendorong pertumbuhan kredit yang lebih baik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News