Reporter: Uji Agung Santosa |
JAKARTA. Pemerintah masih menghitung besaran kerugian akibat banjir dan gangguan cuaca yang melanda wilayah Jawa Tengah. Tercatat sampai minggu lalu, sekitar 53,1 ribu hektar areal padi terkena banjir, dan dari jumlah itu sekitar 10,5 ribu hektar mengalami gagal panen (puso).
Deputi Menko Perekonomian Pertanian dan Kelautan Bayu Krisnamurthi mengatakan jumlah gagal panen (puso) hanya sekitar 0,08% dari total luas areal tanam. "Yang terkena banjir sekitar 0,43% dari luas panen 2008 sebesar 12,34 juta hektar. Jadi yang puso hanya 0,08%, tidak terlalu besar kerusakannya," kata Bayu di Jakarta, kemarin.
Ia menyakinkan, kerusakan akibat banjir yang melanda Jawa Tengah tersebut masih lebih kecil dari rata-rata kerusakan akibat hal yang sama pada lima tahun terakhir (2003-2008). Pada tahun itu, rata-rata lahan pertanian yang terkena banjir sekitar 273,8 ribu hektar, dengan rata-rata puso mencapai 86,7 ribu hektar.
"Jadi angka 2009, masih jauh lebih kecil dari rata-rata 5 tahun belakangan. Produksi beras kecil peluangnya untuk terganggu," katanya. Walaupun begitu pemerintah akan tetap concern untuk memperlancar distribusi barang dan jasa sebagai dampak akibat banjir dan air pasang dalam dalam 2-3 minggu terakhir.
Terganggunya arus distribusi sudah berpengarauh berpengaruh terhadap kondisi pangan seperti kenaikan harga minyak goreng. Kenaikan harga Crude Palm Oil (CPO) yang berimbas pada kenaikan harga minyak goreng lebih banyak disebabkan karena terganggunya pasokan CPO dari Kalimantan ke pulau Jawa dalam 7-10 hari terakhir sehingga menyebabkan proses di Jawa juga terganggu. Ia mengharapkan, pasokan akan kembali lancar setelah gangguan cuaca selesai seminggu ini.
Bayu menambahkan, Bulog juga sudah menyalurkan sebagian Cadangan Beras Pemerintah (CBP) untuk membantu korban bencana. "Catatan sementara sampai kemarin sudah 2.500 ton disalurkan untuk kelompok masyarakat kena banjir dan hampir 700 ton untuk masyarakat di Karimun Jawa".
Pemerintah melalui Departemen Pertanian (Deptan) juga akan menyediakan bantuan untuk petani yang menderita puso. Deptan menyediakan batuan untuk mendapatkan benih gratis dan sebagian dapat bantuan pupuk. Pemerintah juga akan memberikan penjadwalan pembayaran (reschedule) utang untuk petani yang mempunyai kredit diperbankan. Pemda juga diharapkan memberi bantuan untuk petani yang sekarang hampir panen.
Pada Februari 2009 ini sebagian petani mulai panen, sehingga sangat membutuhkan fasilitas pengeringan.
Menteri Negara Perencanaan pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mengatakan banjir di Semarang telah membuat transportasi dan produksi menjadi terganggu. Sehingga kalau tidak ditangani dengan benar akan mengakibatkan potensial loss yang besar.
"Pemerintah saat ini masih menghitung besar kerugiannya. Dalam 1-2 hari ini kami melakukan assesment sekaligus melakukan perbaikan," katanya. Ia mengatakan, pendanaan untuk mengatasi dampak banjir tersebut tidak terkendala, walaupun ia tidak mengatakan dengan pasti berapa dana yang dipersiapkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News