Reporter: Yohan Rubiyantoro |
JAKARTA. Menteri Negara Perencanaan Pembangunan/Kepala Bappenas Paskah Suzetta di Kantor DPP Golkar, Senin (27/1) mengungkapkan, pemerintah telah mengantongi sejumlah pinjaman dari lembaga keuangan asing dan negara sahabat untuk mengatasi dampak banjir di Indonesia.
Sejumlah pinjaman tersebut, antara lain berasal dari China sebesar US $ 216.205 juta untuk pembangunan Waduk Jati Gede. Lantas, ada pula pinjaman dari Japan Bank for International Cooperation (JBIC) sebesar 9,697 juta yen untuk pembangunan Medan Flood Control Project, sebesar US$ 78.377 untuk pembangunan Lower Solo Improvement Project, serta US$ 98.230 untuk proyek Integrated Water Resources and Flood Control Management Project for Semarang City.
"Dananya juga akan didukung APBN dan APBD," katanya.
Sementara Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto menambahkan bahwa untuk menanggulangi banjir maka pemerintah daerah harus memperbanyak sumur serapan dan daerah terbuka hijau. "Minimal ruang terbuka hijau 30%," katanya. Ia juga menegaskan UU Rencana Tata Ruang sebetulnya sudah sangat baik dalam mengatur tata kota, namun seringkali operator lalai pada pelaksanaannya."Penyebab utamanya manusia," katanya.
Berdasarkan data Menteri Negara Lingkungan Hidup, pada 2007, bencana banjir menempati posisi teratas bencana alam yang melanda dunia atau sebesar 52%. Sementara untuk Indonesia, banjir berada pada 20 persen dari semua bencana alam yang terjadi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News