kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45895,52   -0,03   -0.00%
  • EMAS1.324.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah harap lifting minyak 830 ribu barel


Rabu, 30 Januari 2013 / 22:52 WIB
Pemerintah harap lifting minyak 830 ribu barel
ILUSTRASI. Kenali Manfaat dan Resiko Sebelum Melakukan Diet Buah


Reporter: Herlina KD | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Target lifting minyak mentah Indonesia tahun ini sepertinya bakal sulit tercapai. Pasalnya, beberapa Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) merevisi produksi target produksi minyaknya tahun ini. Namun, pemerintah berharap realisasi lifting minyak mentah tidak lebih rendah dari 830.000 barel per hari.

Menteri Keuangan Agus Martowardojo menuturkan Kemenkeu telah mendengar kemungkinan rendahnya realisasi lifting minyak tahun ini. Meski begitu, Agus bilang Kemenkeu belum bisa menyampaikan dampak rendahnya realisasi lifting minyak ini terhadap postur anggaran. 

Namun, ia berharap realisasi lifting minyak tahun 2013 tidak lebih rendah dari 830.000 barel per hari. Sebab, "Kalau tidak bisa menjaga (lifting) dan (realisasinya) lebih rendah lagi, maka akan menjadi faktor yang tidak baik bagi kesehatan fiskal," kata Agus Rabu malam (30/1).

Catatan saja, Sebelumnya Ketua Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) Rudi Rubiandini memperkirakan tahun ini lifting minyak mentah hanya sekitar 830.000 barel - 850.000 barel per hari. Alasannya, beberapa KKKS menurunkan target produksi minyaknya tahun ini.

Beberapa KKKS yang bakal merevisi turun produksinya tahun ini antara lain PT Chevron Pacific Indonesia yang menurunkan target produksinya dari 330.000 barel per hari di tahun 2012 menjadi 327.000 barel per hari pada tahun ini. Selain itu, Pertamina EP juga merevisi turun target produksinya dari 130.000 barel per hari di tahun 2012 menjadi 121.000 barel per hari di tahun 2013.

Direktur Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Kementerian Keuangan Askolani menuturkan saat ini pemerintah memang belum menghitung dampak dari kemungkinan melesetnya realisasi lifting minyak mentah tahun ini. "Saat ini terlalu dini. Nanti mungkin sekitar April-Mei baru akan kita hitung ulang sebagai gambaran di APBNP," ujarnya pekan lalu.

Askolani bilang pemerintah masih terus mencermati kondisi makro ke depan. Jika belajar dari pengalaman tahun 2012 lalu, ia bilang realisasi lifting minyak memang lebih rendah dari target di APBN. Hanya saja, rendahnya lifting minyak masih bisa dikompensasi oleh pelemahan kurs rupiah dan harga minyak yang lebih tinggi dari asumsi di APBN.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

[X]
×