Reporter: Siti Masitoh | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Indeks Harga Konsumen (IHK) diperkirakan kembali mengalami deflasi pada Juni dan Juli 2025, didorong oleh enam insentif ekonomi yang digelontorkan pemerintah.
Enam insentif tersebut di antaranya, insentif PPN Ditanggung Pemerintah (DTP) untuk tiket pesawat, diskon tarif tol, diskon tarif listrik untuk pelanggan dibawah 1.300 VA, subsidi upah untuk pekerja bergaji di bawah Rp 3,5 juta/bulan dan insentif iuran Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK).
Global Markets Economist at Maybank Indonesia, Myrdal Gunarto mengungkapkan, akan ada potensi terjadinya deflasi pada Juni dan Juli 2025 karena sejumlah insentif yang diberikan pemerintah lebih dari satu.
Sebagaimana diketahui, tahun ini sudah terjadi deflasi pada Januari dan Februari, masing-masing mencapai 0,76% dan 0,48% secara bulanan (month to month/mtm). Salah satu penyebab deflasi adalah karena diskon tarif listrik sebesar 50% untuk pengguna 2.200 VA selama periode tersebut.
Baca Juga: Diskon Tarif Listrik hingga Subsidi Upah Belum Cukup Dorong Konsumsi, Ekonom Usul Ini
“Saya lihat, untuk periode bulan Juni memang arahnya deflasi, karena kan diskon itu ke banyak komoditas, nggak cuman listrik,” tutur Myrdal kepada Kontan, Senin (26/5).
Meski demikian, Myrdal deflasi pada Juni 2025 hanya sekitar 0,08% mtm, lebih rendah bila dibandingkan dengan Januari dan Februari 2025. Hal ini karena, harga komoditas saat ini masih stabil, karena sudah melewati puncak permintaan yang tinggi.
Baca Juga: Siap-Siap, Mulai Juni Pekerja Bergaji di Bawah Rp 3,5 Juta akan Mendapat Subsidi Upah
Meski demikian, deflasi pada bulan selanjutnya atau Juli 2025 diramal akan menurun menjadi 0,02% mtm.
Lebih lanjut, Myrdal berharap inflasi pada akhir tahun masih akan tetap terkendali, sejalan dengan stimulus yang diberikan pemerintah.
“Kita harapkan memang dari sisi inflasinya relatif rendah, sekitar 2% sih untuk tahun ini,” tandasnya.
Baca Juga: Menakar Dampak 6 Insentif Baru Pemerintah Terhadap Potensi Deflasi
Selanjutnya: Persaingan AC Semakin Ketat, Produsen Memperkenalkan Berbagai Fitur
Menarik Dibaca: Dividen Indocement (INTP) Rp 259 per saham, Potensi Yield 4,5%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News