Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Indonesia fokus untuk mendongkrak jumlah investasi pariwisata dan ekonomi digital pada 2019. Dari data BKPM, riset Google dan Temasek menyebutkan Indonesia memiliki ukuran market ekonomi digital yang besar. Yakni mencapai US$ 27 miliar dan berpotensi naik menjadi US$ 100 miliar di tahun 2025.
Selain itu, aliran investasi asing per tahun yang berada di level US$ 20 miliar sampai US$ 25 miliar dengan persentase sebesar 10% merupakan sumbangan dari sektor ekonomi digital.
Staf Khusus Menteri Pariwisata Bidang Teknologi Informasi, Samsriyono Nugroho mengatakan Indonesia ditargetkan menjadi destinasi wisata berkelanjutan kelas dunia. Upaya yang dapat dilakukan untuk mendatangkan investor salah satunya dengan meningkatkan daya saing global. Salah satu yang sangat penting dilakukan adalah dengan memperbaiki regulasi dan Go Digital.
Oleh karena itu, platform digital sebaiknya mulai diterapkan karena konsumen sudah berubah jauh perilakunya menjadi semakin digital. Apalagi jika Gen Y (milenial) dan Gen Z semakin besar jumlah dan pengaruhnya.
"Kini kita mengenal istilah 'always-connected travellers' di mana pun dan kapan pun mereka saling terkoneksi dengan adanya mobile apps atau devices. Ingat, jika kita tak berubah mengikuti perubahan konsumen, kita pasti akan mati,” kata Samsriyono dalam siaran persnya, Selasa (12/3).
Hal itu juga, kata Samsriyono diperkuat dengan gaya hidup wisatawan dalam mencari informasi destinasi, membandingkan antar produk, memesan paket wisata, dan berbagi informasi. Semuanya telah mereka lakukan secara digital.
Singkatnya mereka melakukan "search and share" menggunakan media digital. Ada 3 ciri digital lifestyle, yakni mobile, personal, dan interactive. Dalam mencari informasi, membeli, dan mengonsumsi produk wisata, wisatawan telah menggunakan mobile device, melakukan engagement secara personal, dan interaksinya bersifat two-way bahkan many-to-many dengan cara berbagi dengan peers dan komunitasnya.
“Saat ini travelers melakukan pencarian produk dan berbagi informasi di industri pariwisata. Kini sudah sekitar 70% wisatawan milenials menggunakan media digital,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News