kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah Diprediksi Akan Hadapi Tantangan Dalam Pembiayaan Utang


Kamis, 21 April 2022 / 21:15 WIB
Pemerintah Diprediksi Akan Hadapi Tantangan Dalam Pembiayaan Utang
ILUSTRASI. Pemerintah Diprediksi Akan Hadapi Tantangan Dalam Pembiayaan Utang


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, menyampaikan realisasi pembiayaan utang hingga akhir Maret 2022 mencapai Rp 149,6 triliun dari target yang ditetapkan sebesar Rp 973,6 triliun.

Angka ini turun drastis 55,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 336,9 triliun.

Secara rinci untuk pembiayaan utang berasal dari penerbitan surat berharga negara (SBN) neto sebesar Rp 133,6 triliun. Pencapaian SBN tersebut turun 60,4% year on year (yoy) dari periode yang sama pada tahun lalu atau mencapai Rp 337,2 triliun.

Kemudian dari realisasi pinjaman (neto) sebesar Rp 16 triliun atau mengalami penurunan hingga 4.862,9% dari periode yang sama pada tahun lalu.

Baca Juga: Perang Rusia-Ukraina Bisa Berkepanjangan, Pemerintah Diminta Hati-Hati Tambah Utang

Ekonom Bank Permata Josua Pardede melihat bahwa dalam pembiayaan utang ke depannya, pemerintah akan menghadapi banyak tantangan baik di jangka pendek maupun jangka menengah.

Tantangan pada jangka pendek adalah demand dari SBN yang saat ini cenderung rendah akibat tekanan internasional. “Permintaan SBN yang rendah mendorong tentunya menjadi salah satu risiko dalam pembiayaan di tahun 2022,” ujar Josua kepada Kontan.co.id. Kamis (21/4).

Sedangkan dalam jangka menengah, kata Josua, pemerintah akan menghadapi risiko kenaikan suku bunga yang mungkin akan mulai diterapkan oleh Bank Indonesia (BI). Kenaikan suku bunga ini akan mendorong kenaikan proporsi dari pembayaran bunga, sehingga fiscal space cenderung lebih terbatas.

Sehingga dari kondisi tersebut, dalam perencanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) ke depannya, Josua menyarankan pemerintah perlu mendorong peningkatan efektivitas belanja negara agar risiko penurunan kapasitas APBN tidak mengganggu pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca Juga: Manfaatkan Momen Lebaran, OK Bank Ajak Masyarakat Tingkatkan Ekonomi Daerah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×