kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.505.000   -15.000   -0,99%
  • USD/IDR 16.294   -199,00   -1,24%
  • IDX 7.013   -94,50   -1,33%
  • KOMPAS100 1.046   -17,77   -1,67%
  • LQ45 821   -12,85   -1,54%
  • ISSI 213   -2,95   -1,37%
  • IDX30 419   -6,89   -1,62%
  • IDXHIDIV20 506   -7,41   -1,44%
  • IDX80 119   -1,98   -1,64%
  • IDXV30 125   -1,92   -1,51%
  • IDXQ30 140   -2,02   -1,43%

Pemerintah Belum Bisa Menurunkan Harga BBM Bersubsidi, Ini Alasannya


Rabu, 24 Mei 2023 / 17:52 WIB
Pemerintah Belum Bisa Menurunkan Harga BBM Bersubsidi, Ini Alasannya
ILUSTRASI. Pemerintah belum menurunkan harga BBM


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah masih belum bisa menurunkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) khususnya yang bersubsidi. Sebab, meski harga minyak mentah Indonesia  atawa Indonesia Crude Price (ICP) turun, kondisi nilai tukar dan juga volume konsumsi BBM diperkirakan akan meleset dari perkiraan awal.

Berdasarkan data kementerian Keuangan (Kemenkeu) ICP secara ­ year to date (YtD) berada  di level US$ 79,35 per barel, jauh di bawah asumsi makro tahun ini yang sebesar US$ 90 per barel. Sementara itu, nilai tukar rupiah tercatat sebesar Rp 15.109 YtD, terapresiasi 5,44% dibandingkan nilai tukar awal tahun 2023.

Kepala Pusat Kebijakan APBN Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Wahyu Utomo mengatakan, pemerintah belum berencana untuk menurunkan harga BBM bersubsidi. Sebab, harga BBM bersubsidi tidak hanya dipengaruhi oleh dinamika ICP, melainkan juga kondisi kurs rupiah, serta supply dan demand.

“Memang ICP trend menurun, namun nilai tukar akan diperkirakan terdepresiasi dan volume BBM di perkirakan akan berpotensi lebih tinggi,” kata Wahyu kepada Kontan.co.id, Rabu (24/5).

Baca Juga: Harga BBM Bersubsidi Berpeluang Turun Jika ICP Berada di Bawah US$ 70 per Barel

Mencermati kondisi tersebut, maka turunnya ICP tidak serta merta akan menurunkan harga BBM sebab masih  dipengaruhi faktor lainnya yang saat ini masih volatile. Selain itu, Wahyu juga mengatakan, pihaknya masih akan memantau penurunan ICP, apakah memang bisa turun atau hanya bersifat musiman saja.

“Memang dalam perkiraan kami ICP akan lebih rendah US$ 90 per barel outlook-nya. Hanya saja ini bukan satu-satunya variabel yang mempengaruhi turunnya harga BBM,” jelasnya.

Selain itu, Wahyu juga mengatakan, volume konsumsi BBM subsidi akan meningkat sejalan dengan pemulihan ekonomi yang mulai membaik.

Menurutnya, harga BBM bersubsidi hanya akan turun jika level ICP menurun, volume konsumsi sesuai perkiraan alias tidak meningkat, dan posisi nilai tukar rupiah tidak terdepresiasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×