Reporter: Yudho Winarto |
BOGOR. Harga minyak dunia terus mengalami kenaikan seiring memanasnya politik di kawasan Timur Tengah. Bahkan, harga minyak Brent melambung lagi di London, menembus rekor tertinggi di 2008.
Meski demikian, pemerintah tampaknya masih tenang-tenang saja. Menteri Keuangan, Agus Martowodojo melihat kenaikan harga minyak sekarang sifatnya sementara. "Karena faktor politik di Tim Teng. Kalau sudah reda akan turun dan akan pantau terus," katanya di Istana Bogor, Selasa (22/2).
Tak heran jika Agus memastikan belum akan merevisi harga minyak dalam APBN. Di mana asumsi harga minyak mentah Indonesia (ICP) ditetapkan US$ 80 per barel. Perhitungan ini berdasarkan kondisi di Mesir di mana harga minyak menyentuh US$ 100 per barel, namun akhirnya kembali turun.
Kemarin (21/2), harga minyak Brent untuk kontrak pengiriman April mencapai US$ 105,8 per barel yang merupakan harga tertinggi sejak 25 September 2008. Ini terjadi sesaat setelah putra Muammar Khadaffi, pemimpin Libya, menyatakan perang saudara mungkin pecah. Libya adalah penghasil minyak terbesar ke-8 dalam Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News