Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Menurut dia, materi yang didapat oleh peserta didik harus sesuai dengan ukuran kemampuan, menekankan pentingnya nilai pembelajaran, dan dapat transformasikan ke dalam banyak konteks.
"Nilai harus melekat pada semua mata pembelajaran, dan nilai menjadi makna utama dari proses pembelajaran. Oleh karena itu, selain aspek pengetahuan dan kemampuan, deep learning juga harus mengedepankan pentingnya nilai," kata Mu'ti, dikutip dari keterangan tertulis, Jumat (14/2/2025).
Mu'ti mengatakan, setiap manusia memiliki cara yang berbeda dalam proses belajar yang dilakukan. Oleh karena itu, dalam metode deep learning ada tiga prinsip yang berbeda, yakni mindful, meaningful, dan joyful.
“Prinsip pertama yaitu 'mindful', di mana hal ini berarti bahwa proses yang berlangsung dilakukan dengan penuh kesadaran, dalam konteks di kelas seorang guru harus mengedepankan rasa penghormatan kepada seluruh muridnya, dan memberikan ruang kepada murid untuk menemukan cara yang efektif untuk mempelajari ilmu," ujarnya.
Baca Juga: Pemerintah Menargetkan 53 Unit Sekolah Rakyat Bisa Rampung pada Juni 2025
Prinsip kedua adalah "meaningful" yang berartikan proses menemukan makna dan menembus pada manfaat dari ilmu yang diajarkan dan mengembangkannya.
Ketiga, yaitu "joyful" yang memiliki arti penghargaan atas raihan penemuan makna serta segala kegunaan dan manfaatnya untuk masyarakat.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pemerintah Akan Kurangi Muatan Pelajaran di Sekolah, Mapel Apa Saja?"
Selanjutnya: Bikin Iri! Lo Kheng Hong Terima Dividen Rp 17,8 M Hanya Dari 2 Saham Ini
Menarik Dibaca: 30 Desain Undangan Lomba Mencari Telur Paskah Anak-Anak Colorful
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News