Reporter: Petrus Dabu | Editor: Test Test
JAKARTA. Pemerintah menyatakan tidak lagi akan meningkatian ekspor gas alam cair (Liquefied Natural Gas) ke luar negeri. Pasalnya pemerintah lebih memperioritaskan kebutuhan gas alam untuk kebutuhan dalam negeri.
Menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Darwin Zahedy pemerintah memprioritaskan kebutuhan dalam negeri khususnya untuk perbaikan energy mix PLN dan untuk industri pupuk dalam negeri adalah prioritas utama."Prioritas untuk meningkatkan daya saing,” ujar Saleh kepada wartawan di Jakarta, Senin (26/9).
Darwin menegaskan, pemerintah melalui Kementerian ESDM telah membentuk tim evaluasi dan renegosiasi kontrak-kontak LNG dengan negara lain. Tim ini kata Darwin akan melihat kembali (review) satu per satu kontrak LNG untuk kemudian dilaporkan kepada Presiden untuk dipertimbangkan.
“Untuk kontrak-kontrak yang sudah disepakati namun masih belum berjalan, dalam hal ada penalti terkait dengan realisasi kontrak, pemerintah mengutamakan kepntingan nasional,” ujar Darwin.
Darwin mengatakan pemerintah akan mempertimbangkan dengan hati-hati dalam melakukan renegosiasi ini diantaranya soal kemampuan serap pasar di dalam negeri.”Kendala infrastruktur gas sering menyebabkan penyerapan dalam negeri belum siap. Di lain pihak, stock inventory gas dalam negeri bila tidak dimanfaatkan akan berpengaruh pada keputusan penurunan produksi gas di waktu selanjutnya. Untuk itulah percepatan pembangunan infrastruktur gas menjadi prioritas utama,” ujarnya.
Catatan saja, Indonesia ekspor 362 kargo LNG tahun in. Jumlah ini menurun dibandingkan tahun lalu sebesar 427 kargo. Negara yang menjadi tujuan ekspor terbesar adalah Jepang sebesar 258 kargo dari Indonesia tahun lalu.
Gde Pradyana, Kepala Divisi Humas, Sekuriti dan Formalitas BP Migas mengatakan beberapa negara yang menjadi tujuan ekspor LNG Indonesia adalah Jepang, Korea,Taiwan,China,d an AS. Menurutnya, pembatasan ekspor gas sudah diterapkan. “Kebutuhan domestik diutamakan, kalau domestik tidak serap baru diekspor,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News