kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah akan kerek target penerimaan bea keluar


Minggu, 05 Maret 2017 / 20:51 WIB
Pemerintah akan kerek target penerimaan bea keluar


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Dalam waktu dua bulan saja, realisasi penerimaan bea keluar telah melampaui target anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2017. Oleh karena itu, pemerintah berencana mengerek target penerimaan bea keluar di tahun ini.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal (Ditjen) Bea dan Cukai Kementerian Keuangan (Kemkeu), realisasi penerimaan bea keluar periode 1 Januari hingga 28 Februari 2017 sebesar Rp 488,77 miliar. Angka itu mencapai 143,71% dari target yang dipatok sebesar Rp 430,1 miliar.

Tak hanya itu, angka itu juga tumbuh 29,94% dibanding periode yang sama pada tahun 2016 yang tercatat sebesar Rp 376,14 miliar.

Kepala Sub Direktorat Penerimaan Ditjen Bea dan Cukai Rudy Rahmaddi mengatakan, melejitnya penerimaan bea keluar tersebut kata Rudy, disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, target penerimaan bea keluar tahun ini belum mempertimbangkan adanya relaksasi ekspor mineral mentah dan konsentrat.

"Jadi target itu sepenuhnya mengandalkan ekspor non minerba," kata Rudy kepada KONTAN, Jumat (3/3) lalu.

Kedua, meski tak menghitung adanya relaksasi ekspor mineral mentah dan konsentrat, Rudy bilang hingga tanggal 11 Januari 2017 masih ada realisasi sisa ekspor mineral dari dua perusahaan penyumbang bea keluar terbesar selama ini, yaitu PT Freeport Indonesia dan PT Amman Mineral Nusa Tenggara.

"Sesudah itu, menunggu (perpanjangan) izin (ekspor). Saat ini kan izin sudah dikeluarkan tetapi dengan syarat-syarat," tambah Rudy.

Ketiga, saat ini baru PT Amman Mineral Nusa Tenggara yang telah mendapatkan rekomendasi perpanjangan izin ekspor dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) 17 Februari lalu dan Kementerian Perdagangan (Kemdag) mengeluarkan izin ekspor konsentrat tembaga dengan jumlah ekspor sebesar 675.000 WMT. Sementara PT Freeport Indonesia masih melakukan lobi-lobi dengan pemerintah.

Rudy mengatakan, dengan kembalinya PT Amman melakukan kegiatan ekspor, pihaknya telah mengusulkan kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati untuk menaikkan target penerimaan bea keluar tahun ini. Pihaknya menghitung, dengan volume dan harga komoditas ekspor yang sama dengan tahun lalu, potensi penerimaan bea keluar dari PT Amman saja bisa mencapai Rp 1,2 triliun.

Sebab, sumbangan penerimaan bea keluar PT Amman tahun lalu mencapai Rp 1,253 triliun. Sementara sumbangan penerimaan bea keluar PT Freeport Indonesia tahun lalu mencapai Rp 1,23 triliun. "Kami sudah laporkan (ke Menteri Keuangan). Kami sampaikan bentuk dinamika," kata Rudy.

Namun demikian menurutnya, hingga saat ini Ditjen Bea dan Cukai belum menjadikan hitungan tersebut sebagai outlook penerimaan bea keluar di tahun ini. Pihaknya beralasan, realisasi penerimaan baru memasuki bulan ketiga sehingga volatilitasnya masih besar.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya mengatakan bahwa pemerintah belum akan mengubah target penerimaan bea keluar tahun ini, walaupun penerimaan bea keluar telah melebihi target dan harga CPO menunjukkan tren positif.

Menurutnya, yang terpenting adalah keberlanjutan dari tren positif tersebut dan tren kenaikan harga CPO saat ini masih perlu dijaga.  "Apakah sustainability dari tren ini akan terjaga sepanjang tahun. Jadi saya tidak akan bereaksi setiap bulan," kata Sri Mulyani awal Februari lalu. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×