Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .
Selain perkara momentum, kondisi persaingan di pasar juga rupanya menjadi faktor yang bisa memengaruhi efektivitas program tax alllowance dalam menarik investasi.
Ketua Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFi) Redma Gita Wiraswasta mengatakan bahwa saat ini pelaku industri tekstil masih dalam kondisi tertekan akibat produk-produk impor yang membludak di pasaran.
Kondisi ini selanjutnya membuat minat investasi di kalangan pelaku industri tekstil menjadi rendah. “Bahkan meskipun aturannya dipermudah kami ragu kalau dalam 2-3 tahun ke depan akan terjadi investasi baru,” kata Redma kepada Kontan.co.id (22/01).
Baca Juga: PPh Karyawan yang menggiurkan kembali jadi andalan pemerintah
Redma mengakui bahwa secara konsep, program tax allowance menyuguhkan insentif yang menarik. Hingga saat ini, Redma mencatat sudah terdapat tiga anggota APSyFi yang menerima fasilitas perpajakan tersebut pada tahun 2017 dan 2018 lalu.
Namun demikian, Ia menilai pemberian insentif yang demikian sebaiknya juga dibarengi oleh pelaksanaan regulasi impor yang lebih ketat guna menjamin persaingan pasar yang sehat.
“Yang paling penting adalah pemeriksaan di pelabuhan karena banyak barang masuk dengan modus under invoice, undervolume, dan pelarian HS,” ujar Redma (22/01).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News