kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.543.000   4.000   0,26%
  • USD/IDR 15.834   -94,00   -0,60%
  • IDX 7.462   -30,39   -0,41%
  • KOMPAS100 1.155   -4,60   -0,40%
  • LQ45 914   -6,43   -0,70%
  • ISSI 227   0,61   0,27%
  • IDX30 470   -4,56   -0,96%
  • IDXHIDIV20 567   -5,69   -0,99%
  • IDX80 132   -0,48   -0,36%
  • IDXV30 141   0,34   0,24%
  • IDXQ30 157   -1,24   -0,78%

Pelayanan catering haji paling tidak memuaskan


Senin, 08 Agustus 2011 / 19:56 WIB
Pelayanan catering haji paling tidak memuaskan
ILUSTRASI. Direktur Utama BEI Inarno Djajadi (tengah)./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo.


Reporter: Irma Yani | Editor: Edy Can

JAKARTA. Pelayanan catering merupakan hal utama yang dikeluhkan para jemaah haji. Hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, pelayanan catering dianggap paling tidak memuaskan.

Kepala BPS Rusman Heriawan mengatakan, para jemaah haji menyarankan supaya ada perbaikan kualitas catering. Menurutnya, jemaah haji meminta supaya cita rasa dan variasi menu makanan diperhatikan. "Juru masak sebaiknya dari orang Indonesia, kemudian kebersihannya, kesigapan penyediaan dari sisi waktu dan tempat serta sistem pembagian yang lebih merata dan adil, untuk lebih ditingkatkan," katanya, Senin (8/8).

Survei BPS ini dilakukan di daerah kerja yakni Jeddah, Mekkah, Madinah, dan Satop Armina dimana masing-masing tercatat 2.500 responden. Namun, jamaah haji yang mengembalikan kuesioner ada sebanyak 4.200 jemaah, dan yang layak diperoleh sebanyak 3.929 kuesioner atau sekitar 93,55%.

Survei BPS itu menunjukkan, tingkat kepuasan tertinggi terjadi pada pelayanan petugas kloter sebesar 88,88%. Di posisi kedua, pelayanan ibadah sebesar 85,95% lalu dengan pelayanan petugas non kloter seperti penerbangan (83,64%), pelayanan umum (83,15%), akomodasi atau pemondokan (79,95%), dan transportasi (76,82%). Sementara tingkat kepuasan pelayanan catering hanya sebesar 75,58%.

Menteri Agama Suryadharma Ali mengakui tingkat kepuasan pelayanan catering ini masih rendah. Dia beralasan, jemaah haji berasal dari berbagai provinsi yang berbeda lidah dan selera. "Jadi ada saja Jamaah yang merasa kurang cocok dengan masakan yang dibuat 1-2 koki yang didatangkan dari Indonesia, tak menjamin cocok dengan selera seluruh Jamaah," katanya.

Selain cita rasa, Suryadharm mengatakan, ketepatan waktu penyajian makanan juga sering menjadi masalah. Menurutnya, selama ini ada dua cara penyajian catering yakni memakai dus dan prasmanan.

Dia bilang, penyajian makanan menggunakan dus sering kali basi. Ini lantaran jemaah haji baru memakan nasi dus pagi di malam hari.
Namun, setelah diubah dengan prasmanan, Suryadharma bilang juga bermasalah. "Ada antrean panjang sementara meja dan ruangan terbatas," katanya.

Bukan hanya itu. Dia bilang penyajian prasmanan membuat porsi pengambilan tidak merata. "Yang datang duluan mengambilnya banyak, jadi tidak imbang sama yang datang terakhir," tegasnya.

Maka tahun ini, Kementerian Agama akan mengubah penyajian makan dengan menggunakan kotak. Untuk menghindari jemaah memakan nasi basi maka Kementerian Agama akan menggunakan warga kotak yang berbeda.

Kementerian Agama juga berjanji menjaga gizi makanan bagi jemaah haji itu. Suryadharma bilang, ada petugas yang mengawasi gizi makanan tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×