kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45905,95   -17,54   -1.90%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pandemi Covid-19 Terkendali, Program PEN Didorong untuk Jobs Stimulating Recovery


Jumat, 08 Juli 2022 / 13:56 WIB
Pandemi Covid-19 Terkendali, Program PEN Didorong untuk Jobs Stimulating Recovery
ILUSTRASI. Menko Perekonomian Airlangga Hartarto usai Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, Selasa (5/4/2022).


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perekonomian Indonesia tahun 2022 diperkirakan tumbuh secara optimis. Hal ini dapat dilihat pada pertumbuhan ekonomi Indonesia di Q1-2022 yang dapat tumbuh sebesar 5,01% (yoy), lebih baik dibandingkan sejumlah negara lain seperti China, Singapura, Korea Selatan, Jerman, dan Amerika Serikat.

Bahkan sejak akhir tahun lalu, perekonomian nasional telah kembali ke level sebelum pandemi dan Indonesia kembali masuk menjadi negara dengan kategori negara berpendapatan menengah ke atas.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bawah seiring semakin terkendalinya pandemi Covid-19, maka arah kebijakan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) akan lebih antisipatif, rensponsif, dan produktif.

"Anggaran Program PEN terus didorong untuk jobs-stimulating recovery dengan kegiatan yang lebih produktif," ujar Menko Airlangga dalam keterangan resminya, Jumat (8/7).

Di tengah kondisi pandemi yang semakin membaik, berbagai risiko dan tantangan global juga terus meningkat dan memicu pelambatan pemulihan ekonomi global. Tantangan tersebut terkait dengan The Perfect Storm atau 5C yakni Covid-19, Conflict, Climate Change, Commodity Price, serta Cost of Living.

Berbagai lembaga internasional telah memproyeksikan pertumbuhan global terkoreksi cukup signifikan. Lembaga internasional seperti International Monetary Fund (IMF) dan World Bank memproyeksikan ekonomi global pada tahun 2022 tumbuh masing-masing 3,6% dan 2,9%, turun dari proyeksi sebelumnya di awal tahun.

Baca Juga: Realisasi PEN untuk Penanganan Kesehatan Baru Capai 24% Per 24 Juni 2022

Dengan adanya berbagai risiko tersebut, Pemerintah siap memitigasi melalui berbagai kebijakan penanganan kesehatan, peningkatan daya beli masyarakat, dan menjaga momentum pemulihan ekonomi nasional melalui berbagai insentif.

Beberapa insentif yang telah dikeluarkan yaitu seperti insentif fiskal Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) Perumahan, Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) DTP Kendaraan Bermotor Roda 4, perluasan Program Bantuan Tunai Pedagang Kaki Lima, Warung dan Nelayan (BT-PKLWN), dan Subsidi Bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Menko Airlangga mengungkapkan bahwa perang antara Rusia dengan Ukraina juga berdampak pada perekonomian Indonesia, sekurang-kurangnya pada sektor pangan dan energi.

Untuk itu, Pemerintah saat ini masih mengabsorpsi dampak kenaikan harga komoditas global melalui kebijakan fiskal antara lain dengan meningkatkan jumlah subsidi untuk menjaga daya beli masyarakat.

Kenaikan harga komoditas dalam neraca perdagangan dan ekspor diharapkan dapat menjadi soft absorber dengan tetap menjaga kesehatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

“Dalam jangka pendek, kebijakan perlindungan sosial perlu dipertebal untuk menjaga daya beli masyarakat miskin dan menengah ke bawah yang menjadi kelompok paling rentan dari dampak kenaikan harga,” ujar Menko Airlangga.

Beberapa kebijakan perlindungan sosial yang sudah terlaksana yaitu bansos minyak goreng, BT-PKLWN dan program pemberdayaan seperti program padat karya, pembiayaan usaha mikro, dan peningkatan kapasitas sumber daya masyarakat (SDM) serta UMKM.

Peningkatan kapasitas SDM dan UMKM turut dilakukan dalam rangka mengembangkan ekosistem ekonomi digital dan mendorong produktivitas masyarakat

Berbagai strategi untuk mengembangkan ekosistem ekonomi digital yang telah diterapkan antara lain melalui Gerakan Nasional Literasi Digital, Digital Talent Scholarship, dan Digital Leadership Academy, sehingga mendukung pengembangan digital talent dan digitalisasi UMKM.

Lebih lanjut, pemerintah juga terus mendorong program hilirisasi sebagai upaya pengembangan industri manufaktur, dengan menciptakan struktur industri yang kuat dan bernilai tambah tinggi.

Di samping itu, hilirisasi juga terus didorong agar industri dapat meningkatkan nilai tambah komoditas Indonesia yang berdaya saing global dan berwawasan lingkungan.

“Pemulihan ekonomi di Indonesia merupakan harapan dari seluruh masyarakat. Kerja sama seluruh masyarakat terutama di bidang ekonomi, sosial, dan kesehatan akan menjadi pendorong utama dalam mewujudkan hal tersebut,” tutup Menko Airlangga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×