kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Pajak Konsumsi Masih Jadi Tulang Punggung Penerimaan Pajak Kuartal I-2023


Senin, 17 April 2023 / 16:02 WIB
Pajak Konsumsi Masih Jadi Tulang Punggung Penerimaan Pajak Kuartal I-2023
ILUSTRASI. Pengunjung?memilih produk minuman sirop pada sebuah gerai ritel modern di Jakarta, Jumat (31/3/2023). Pajak Konsumsi Masih Jadi Tulang Punggung Penerimaan Pajak Kuartal I-2023.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Penerimaan pajak pada kuartal I-2023 ini cukup menggembirakan. Berdasarkan data Kementerian Keuangan, penerimaan pajak per akhir Maret 2023 tercatat Rp 432,25 triliun.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut, dari total tersebut, penerimaan pajak berarti sudah mencapai 25,16% dari target yang dipatok dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023 dan bahkan tumbuh 33,78% dari periode sama tahun sebelumnya.

Bila melihat dari penerimaan berbagai jenis pajak, pajak pertambahan nilai (PPN) dalam negeri masih menjadi tulang punggung penerimaan pajak pada periode tersebut.

Berdasarkan catatan pemerintah, penerimaan PPN dalam engeri per Maret 2023 tercatat tumbuh 67,1% secara tahunan (YoY) atau meningkat dari pertumbuhan pada tahun sebelumnya yang tercatat hanya 27%. Dengan capaian ini, PPN dalam negeri menyumbang 26,4% dari total penerimaan pajak.

Baca Juga: Pertanda Ekonomi Indonesia Pulih, Level CDS Bergerak Turun

"Jadi ini sangat memengaruhi penerimaan pajak kita keseluruhan," ujar Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN Kita, Senin (17/4).

Jenis pajak dengan kontribusi terbesar kedua adalah Pajak Penghasilan (PPh) Badan. Dengan sumbangan sebesar 19% dari penerimaan pajak, jenis pajak ini berhasil tumbuh 69,6% secara tahunan, meskipun juga lebih rendah dibandingkan pertumbuhan periode sama tahun sebelumnya yang sebesar 136% secara tahunan.

Pertumbuhan PPh Badan ini dikarenakan beberapa wajib pajak (WP) sektor pertambangan menyetorkan PPh Tahunan lebih awal.

"Ini yang menggambarkan mengapa ekonomi Indonesia sudah melewati pra covid level dan dalam hal ini kita lihat PPh Badannya sudah pulih sesudah mereka mengalami tekanan yang begitu berat pada saat terjadinya pandemi," ungkap Menkeu.

Selanjutnya, ada PPN Impor yang memberi kontribusi 14,6% dari total penerimaan pajak periode laporan. PPN Impor terpantau tumbuh 10,9% secara tahunan, atau lebih rendah dari pertumbuhan periode yang sama di tahun lalu sebesar 41,8% secara tahunan.

Baca Juga: Realisasi Penerimaan Pajak Kuartal I-2023 Capai Rp 432,25 Triliun

"Ini area yang harus kita waspadai, yaitu pelemahan ekonomi global juga terlihat dampaknya ke penerimaan kita," terangnya.

Kemudian disusul Pajak Penghasilan (PPh) 21 dengan porsi 11,5% dari total penerimaan pajak. Jenis pajak ini mencatat pertumbuhan 21,6% secara tahunan, atau lebih tinggi dibandingkan pada periode sama tahun sebelumnya yang tercatat 18,8%.

Ia bilang, penerimaan PPh 21 ini meningkat sejalan dengan pertumbuhan utilisasi dan juga upah tenaga kerja.

"Artinya dengan ada kegiatan ekonomi tumbuh, tenaga kerja mulai direkrut oleh karena itu tenaga kerja menerima upah dan gaji. Kemudian dari gaji dan upahnya, mereka juga membayar pajaknya," katanya.

Baca Juga: Dirjen Pajak Teken MoU dengan Ganjar Pranowo, Soal Apa?

Lebih lanjut, kontributor selanjutnya adalah PPh Final dengan sumbangan 6,7% dari total penerimaan pajak, diikuti penerimaan PPh 22 Impor dengan sumbangan 4,3%, PPh 26 Impor dengan sumbangan 3,5% serta PPh OP dengan sumbangan 1,8%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×