kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Omnibus law buka gerbang bagi swasta di sektor lalu lintas angkutan jalan


Selasa, 10 Maret 2020 / 20:20 WIB
Omnibus law buka gerbang bagi swasta di sektor lalu lintas angkutan jalan
ILUSTRASI. Deretan bus Transjakarta terlihat di Terminal Blok M, Jakarta, Senin (24/02). Industri swasta kini bisa masuk ke dalam industri lalu lintas angkutan jalan (LLAJ) secara lengang bebas hambatan. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Abdul Basith | Editor: Tendi Mahadi

Izin yang harus dimiliki cukup dengan izin berusaha. Kelonggaran tersebut dapat menarik pihak swasta dalam industri angkutan umum.

Rangsangan untuk industri yang menjadi layanan publik itu juga terdapat pada subsidi tarif. Omnibus law menghapus ketentuan subsidi untuk tarif angkutan umum kelas ekonomi.

Baca Juga: Jokowi yakin omnibus law bisa jadi momentum menggenjot pertumbuhan ekonomi

Subsidi tarif terbuka untuk seluruh angkutan umum. Pemerintah pusat dan/atau pemerintah daerah dapat memberikan subsidi pada trayek atau lalu lintas tertentu.

Ketua Bidang Advokasi Masyarakat Transportasi Indonesia Djoko Setijowarno bilang pelonggaran bagi swasta itu dapat mengembangkan industri LLAJ. Nantinya terminal yang bisa dikelola swasta bisa dikembangkan dengan lebih baik.

"Terminal mungkin buat swasta bebas untuk membangun kawasan untuk penginapan atau usaha lain tidak kaku," ujar Djoko saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (10/3).

Kemudahan perizinan juga dapat merangsang masuknya industri swasta untuk masuk ke sektor angkutan umum. Pasalnya selama ini angkutan umum dianggap sulit untuk dimasuki.

Baca Juga: BPJT targetkan tarif tol Becakayu dan Japek mulai terintegrasi bulan ini

Kondisi angkutan umum Indonesia saat ini memerlukan dukungan. Pemberian subsidi juga perlu mengingat industri angkutan umum sulit untuk dikembangkan. "Sekarang memudahkan biar tumbuh industri angkutan umum," terang Djoko.

Masuknya swasta akan mempermudah kinerja pemerintah dalam mengembangkan angkutan umum. Diharapkan keterlibatan swasta pun semakin besar termasuk kemungkinan untuk subsidi tarif dari perusahaan dalam bentuk Corporate Social Responsibility (CSR).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×