kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Jokowi yakin omnibus law bisa jadi momentum menggenjot pertumbuhan ekonomi


Senin, 09 Maret 2020 / 14:48 WIB
Jokowi yakin omnibus law bisa jadi momentum menggenjot pertumbuhan ekonomi
ILUSTRASI. Presiden Joko Widodo (Jokowi) optimistis omnibus law bisa jadi momentum untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi.


Reporter: Abdul Basith | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) optimistis omnibus law bisa jadi momentum untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi. Saat ini terdapat dua omnibus law yang akan dibahas di DPR.

Yakni, omnibus law perpajakan dan Rancangan Undang Undang Cipta Kerja.

"Nanti setelah adanya omnibus law akan menciptakan sebuah momentum baru bagi pertumbuhan ekonomi kita," ujar Jokowi saat membuka rapat terbatas di Kantor Presiden, Senin (9/3).

Baca Juga: Diminta Airlangga, ini masukan SBY untuk omnibus law cipta kerja

Selain omnibus law, reformasi struktural juga diyakini bisa jadi pendorong bagi ekonomi. Ketahanan ekonomi Indonesia diungkapkan Jokowi telah terlihat di tahun 2019 lalu.

Dalam tekanan ekonomi global, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih menunjukkan peningkatan. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2019 tercatat 5,02%.

"Ekonomi harus tumbuh secara berkualitas sehingga kebijakan fiskal 2021 harus bisa beri stimulus, rangsangan," terang Jokowi.

Pertumbuhan ekonomi harus meningkatkan daya saing ekonomi nasional. Termasuk di dalamnya menciptakan nilai tambah serta mendorong pemerataan pembangunan.

Oleh karena itu, pembangunan Indonesia timur menjadi poin penting. "Hilirisasi industir harus terus didorong terutama di Indonesia timur," jelas Jokowi.

Investasi juga harus didorong, termasuk pada tahun 2021 mendatang. Selain menyerap tenaga kerja, investasi juga diharapkan bisa mengurangi  defisit neraca dagang yang saat ini masih terjadi.

Industri yang disiapkan juga perlu melihat kebutuhan nasional. Sehingga nantinya industri tersebut juga dapat memproduksi produk substitusi impor.

Baca Juga: Tolak Omnibus Law, buruh bakal gelar aksi besar-besaran pada 23 Maret 2020

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×