kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.938.000   14.000   0,73%
  • USD/IDR 16.301   -27,00   -0,17%
  • IDX 7.125   55,65   0,79%
  • KOMPAS100 1.039   9,19   0,89%
  • LQ45 802   5,77   0,72%
  • ISSI 230   2,54   1,12%
  • IDX30 417   1,66   0,40%
  • IDXHIDIV20 490   1,67   0,34%
  • IDX80 117   0,81   0,70%
  • IDXV30 119   -0,27   -0,22%
  • IDXQ30 135   0,04   0,03%

OECD Sorot Danantara, Dorong Transparansi dan Percepatan Penyaluran


Selasa, 03 Juni 2025 / 19:55 WIB
OECD Sorot Danantara, Dorong Transparansi dan Percepatan Penyaluran
Chief Executive Officer (CEO) Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) Rosan Roeslani (tengah) bersama Chief Investment Officer (CIO) Pandu Patria Sjahrir (kiri) dan Chief Operating Officer (COO) Dony Oskaria usai pengumuman jajaran pengurus Danantara di Jakarta (24/3/2025).


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) menyoroti pembentukan dana kekayaan negara (Sovereign Wealth Fund) baru atau Danantara yang telah diluncurkan Presiden Prabowo Subianto.

Dalam laporan bertajuk OECD Economic Outlook Edisi Juni 2025, lembaga tersebut menilai arah kebijakan fiskal Indonesia pada 2025 akan tetapi netral, karena sebagian besar dana yang dialokasikan ke Danantara belum langsung diwujudkan dalam bentuk investasi publik pada tahun yang sama.

OECD merekomendasikan percepatan penyaluran dana dari Danantara dalam jangka pendek dengan tetap menjunjung transparansi dan akuntabilitas untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.

"Mempercepat pencairan dana dari dana kekayaan negara baru dalam jangka pendek sambil memastikan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaannya akan mendukung pertumbuhan pada 2025, yang tampaknya tepat di tengah ketidakpastian yang meningkat tentang prospek pertumbuhan," tulis OECD dalam laporannya, dikutip Selasa (3/6).

Di sisi lain, OECD memperkirakan defisit anggaran pemerintah akan meningkat dari 2,3% terhadap PDB pada 2024 menjadi 2,8% pada 2025.

Kenaikan ini dipicu oleh ekspansi program makan bergizi gratis (MBG) bagi anak sekolah dan ibu hamil, pembentukan Danantara, serta hilangnya penerimaan negara akibat diskon tarif listrik pada awal 2025. 

Total tekanan anggaran dari kebijakan ini diperkirakan mencapai sekitar 1,6% dari PDB. Kendati begitu, pemerintah melakukan efisiensi belanja secara menyeluruh sebesar 1,3% dari PDB untuk menjaga defisit tetap di bawah batas hukum sebesar 3% dari PDB. 

Selanjutnya: 7 Ide Desain Furnitur Ruang Tamu yang Jenius untuk Rumah Minimalis Modern

Menarik Dibaca: 7 Ide Desain Furnitur Ruang Tamu yang Jenius untuk Rumah Minimalis Modern

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×