kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Neraca Perdagangan April 2024 Diperkirakan Surplus Sebesar US$ 3,2 Miliar


Rabu, 15 Mei 2024 / 05:45 WIB
Neraca Perdagangan April 2024 Diperkirakan Surplus Sebesar US$ 3,2 Miliar
ILUSTRASI. Neraca perdagangan Indonesia diperkirakan surplus pada April 2024.KONTAN/Cheppy A. Muchlis/25/01/2024


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja neraca perdagangan Indonesia masih akan mencatatkan surplus meski mengalami penyusutan pada April 2024.

Chief Economist Bank Mandiri, Andry Asmoro memperkirakan surplus neraca perdagangan Indonesia diproyeksikan mencapai US$ 3,2 miliar pada April 2024. Surplus ini lebih kecil dibandingkan surplus pada Maret 2024 sebesar US$ 4,47 miliar.

"Surplus kinerja perdagangan ini didukung oleh masih berlanjutnya permintaan ekspor mineral, khususnya batubara ke Vietnam, Tiongkok dan India," ujar Asmo dalam rilisnya, Selasa (14/5).

Sementara itu, permintaan dari India didorong oleh meningkatnya penggunaan AC seiring dengan memanasnya iklim.

Baca Juga: Surplus Neraca Perdagangan April 2024 Diproyeksi Menyusut

Pada April 2024, dirinya memproyeksikan nilai ekspor Indonesia mengalami pertumbuhan sebesar 5,12% year on year (YoY). Kemudian, nilai ekspor diperkirakan tumbuh 11,34% YoY. 

Menurutnya, kinerja ekspor logam mulia dan perhiasan pada April 2024 akan tetap tinggi, meskipun secara keseluruhan ekspor non migas Indonesia mengalami penurunan.

"Hal ini disebabkan tingginya harga logam mulia pada bulan April dan Mei dibandingkan bulan-bulan sebelumnya," katanya.

Selain itu, kinerja perdagangan ekspor yang positif juga tercermin dari rendahnya base effect pada April 2023 ketika ekspor mengalami kontraksi sebesar 29,4% YoY akibat penurunan drastis ekspor non migas sebesar 30,35% YoY.

Baca Juga: Didominasi Barang Impor, Defisit Neraca Dagang Sektor TIK Mencapai Rp 30 Triliun

Kemudian, impor diperkirakan akan relatif stagnan pada April 2024. Namun karena rendahnya base effect pada April 2023, kinerja impor tampak positif. Hal ini juga dibuktikan dengan PMI Indonesia yang masih berada di zona ekspansi.

"Kami mengamati masih adanya permintaan bahan baku dan barang konsumsi karena kondisi perekonomian dalam negeri yang kuat," terang Asmo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×