Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja neraca perdagangan Indonesia masih akan mencatatkan surplus meski mengalami penyusutan pada April 2024.
Chief Economist Bank Mandiri, Andry Asmoro memperkirakan surplus neraca perdagangan Indonesia diproyeksikan mencapai US$ 3,2 miliar pada April 2024. Surplus ini lebih kecil dibandingkan surplus pada Maret 2024 sebesar US$ 4,47 miliar.
"Surplus kinerja perdagangan ini didukung oleh masih berlanjutnya permintaan ekspor mineral, khususnya batubara ke Vietnam, Tiongkok dan India," ujar Asmo dalam rilisnya, Selasa (14/5).
Sementara itu, permintaan dari India didorong oleh meningkatnya penggunaan AC seiring dengan memanasnya iklim.
Baca Juga: Surplus Neraca Perdagangan April 2024 Diproyeksi Menyusut
Pada April 2024, dirinya memproyeksikan nilai ekspor Indonesia mengalami pertumbuhan sebesar 5,12% year on year (YoY). Kemudian, nilai ekspor diperkirakan tumbuh 11,34% YoY.
Menurutnya, kinerja ekspor logam mulia dan perhiasan pada April 2024 akan tetap tinggi, meskipun secara keseluruhan ekspor non migas Indonesia mengalami penurunan.
"Hal ini disebabkan tingginya harga logam mulia pada bulan April dan Mei dibandingkan bulan-bulan sebelumnya," katanya.
Selain itu, kinerja perdagangan ekspor yang positif juga tercermin dari rendahnya base effect pada April 2023 ketika ekspor mengalami kontraksi sebesar 29,4% YoY akibat penurunan drastis ekspor non migas sebesar 30,35% YoY.
Baca Juga: Didominasi Barang Impor, Defisit Neraca Dagang Sektor TIK Mencapai Rp 30 Triliun
Kemudian, impor diperkirakan akan relatif stagnan pada April 2024. Namun karena rendahnya base effect pada April 2023, kinerja impor tampak positif. Hal ini juga dibuktikan dengan PMI Indonesia yang masih berada di zona ekspansi.
"Kami mengamati masih adanya permintaan bahan baku dan barang konsumsi karena kondisi perekonomian dalam negeri yang kuat," terang Asmo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News