Reporter: Siti Masitoh | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuanganj Sri Mulyani Indrawati menyarankan agar para petani mendaftar Asuransi pertanian sebagai solusi agar tidak mengalami kerugian ketika gagal panen terjadi.
Menurutnya, asuransi tersebut sangat diperlukan lantaran sejak akhir Februari lalu curah hujan terus meningkat yang menyebabkan terjadinya banjir di persawahan dan akhirnya menyebabkan gagal panen.
“Saya sangat berharap seperti sekarang ini pada saat petani mulai melakukan panen dan terjadi banjir mereka akan mendapatkan pergantian, apabila dari masyarakat petani sudah mengasuransikan tumbuhan, barang-barang yang memang merupakan bagian dari pendapatan mereka,” tutur Sri Mulyani dalam Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana 2023, Kamis (2/3).
Dia menjelaskan, Sri Mulyani mengatakan, melalui asuransi dengan mekanisme desain pembiayaan sebelum terjadi bencana banjir. Nantinya ketika sawah dan ladang petani terkena banjir dan akhirnya gagal panen, maka para petani akan mendapatkan ganti rugi.
Saat ini, mekanisme ek-ante atau pooling fund juga sudah dilakukan Pemerintah pada barang-barang milik negara. Dia mencontohkan, saat terjadi gempa bumi di Papua, bisa langsung mengetahui tingkat kerusakan bangunan dan memperkirakan apakah bisa dibayarkan oleh asuransi untuk memperbaiki bangunan yang rusak tersebut.
Baca Juga: Sri Mulyani Minta Penggunaan Aset BLU Dilakukan Sesuai Tata Kelola yang Ada
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan, musim panen raya yang yang dimulai pada akhir Februari hingga Maret 2023 terancam gagal lantaran curah hujan terus terjadi di sejumlah wilayah Indonesia, sehingga memicu terjadinya banjir.
Pudji Ismartini, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) mengatakan, berdasarkan data BMKG, cuaca ekstrem yang terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia terjadi dengan curah tinggi melampaui 50 mm per hari (hujan lebat) pada minggu terakhir Februari 2023.
“Minggu terakhir Februari kita masuk masa panen dan akan berlangsung hingga Maret ini akan tetapi pada saat yang sama curah hujan masih tinggi di sebagian besar wilayah Indonesia,” tutur Pudji saat menyampaikan rilis BPS, Rabu (1/3).
Menurutnya, berdasarkan pengalaman yang lalu, cuaca ekstrem seperti hujan dapat mempengaruhi terhadap masa panen. Ini terjadi karena sawah terendam air hujan, sehingga petani tidak bisa memanen sawahnya karena banjir.
BPS juga mencatat terjadi bencana banjir di beberapa wilayah Indonesia yang akhirnya meredam sawah, seperti di Mojokerto, Bontang, Sumbawa, Bontang dan beberapa wilayah lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News