Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) mengantongi modal sebesar US$ 20 miliar, di mana modal tersebut rencananya bakal dialokasikan untuk 20 proyek di berbagai sektor.
Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda mengatakan bahwa dengan modal segitu Danantara bisa menghasilkan sesuatu yang positif. Asalkan, memiliki perencanaan investasi yang benar dan fokus pada sektor yang punya profit.
“Sektor-sektor yang menyerap tenaga kerja atau labor intensif perlu jadi pilihan utama dalam investasi. Maka, Danantara bisa berinvestasi dengan fokus ke sektor riil, bukan sektor pasar keuangan,” ujarnya kepada KONTAN, Selasa (25/2).
Baca Juga: CSIS Sebut Danantara Bisa Memunculkan Sejumlah Risiko dan Bebani APBN
Meski demikian, kata Nailul, Danantara juga perlu melihat sektor riil yang fokus pada pembangunan di dalam negeri, bukan malah pembangunan di luar negeri.
Di samping itu, lanjut Nailul, Danantara tampaknya perlu membidik sektor-sektor yang lebih berkelanjutan. Misalnya, sektor energi baru terbarukan dan sektor teknologi serta menghindari investasi di sektor-sektor yang bisa habis seperti tambang mineral dan sebagainya.
“Dengan berinvestasi di sektor energi baru terbarukan, Danantara bisa lebih sustain ke depan. Pun dengan sektor teknologi yang masih bisa tumbuh positif ke depan. Danantara harusnya bisa lebih berperan dalam pemenuhan teknologi dalam negeri ke depan,” pungkasnya.
Selanjutnya: Diduga Terima Gratifikasi, KPK Tetapkan Eks Pejabat Pajak Jadi Tersangka Korupsi
Menarik Dibaca: Sekolah Ini Jadi yang Pertama Terapkan Positive Education, Ini Manfaatnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News