CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Meski Jepang Resesi, Pemerintah Masih Buka Opsi Penerbitan Samurai Bond


Kamis, 22 Februari 2024 / 05:35 WIB
Meski Jepang Resesi, Pemerintah Masih Buka Opsi Penerbitan Samurai Bond
ILUSTRASI. Penerbitan SBN valas termasuk Samurai bond masih menjadi bagian rencana pemerintah di tahun 2024.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) kemungkinan masih membuka opsi untuk menerbitkan Surat Berharga valuta asing (valas) atau global bond meski Inggris dan Jepang dikabarkan mengalami resesi.

Direktur Strategi dan Portofolio Pembiayaan, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kemenkeu Riko Amir menyampaikan, penerbitan SBN valas termasuk Samurai bond masih menjadi bagian rencana pemerintah untuk memenuhi pembiayaan utang tahun 2024.

Untuk diketahui, Samurai bond merupakan surat utang yang berdenominasi dengan mata uang yen Jepang.

Meski begitu, Riko menyebut penerbitan global bond tetap akan dilaksanakan secara fleksibel dan terukur dari aspek waktu penerbitan, terukur dan bauran mata uang (currency mixed), dengan mempertimbangkan kondisi pasar keuangan serta kebutuhan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Baca Juga: Incar Bunga Murah, Korea Selatan Rilis Samurai Bond

Disamping itu, penerbitan global bond juga tentunya dengan mempertimbangkan berbagai risiko yang ada, dan merespon dinamika perekonomian serta menjawab tantangan ke depan.

“Pengelolaan pembiayaan di tahun 2024 dilakukan secara fleksibel, oportunistik, dan terukur dengan mengedepankan prinsip kehati-hatian (prudent) agar biaya dan risiko utang dapat dikelola secara optimal,” tutur Riko kepada Konta, Selasa (20/1).

Meski penerbitan global bond masih menjadi rencana untuk memenuhi pembiayaan APBN tahun ini, riko menyebut penerbitan SBN dari dalam negeri akan diutamakan.

Diantaranya untuk mengendalikan risiko nilai tukar dan sebagai upaya untuk mendorong pengembangan pasar keuangan domestik.

Sebelumnya, Ekonom Bank Syariah Indonesia (BSI) Kurniawati Yuli Ashari memperkirakan penerbitan global bond akan sedikit menurun pada tahun ini. Hal ini sejalan dengan kondisi global yang masih tidak menentu.

Ia menghimbau agar pemerintah waspada dalam menentukan waktu yang tepat penerbitan global bond. Di samping itu, kondisi pasar keuangan global menjadi faktor penting untuk diperhatikan, karena akan berpengaruh juga kepada penetapan harga.

Baca Juga: Pembiayaan Utang Melejit Dipicu Samurai Bond

“Untuk tahun ini, kami perkirakan penerbitan global bond akan sedikit turun dibandingkan tahun sebelumnya, terutama seiring dengan ketidakpastian pasar keuangan global yang cukup tinggi, terutama terkait timing penurunan Federal Funds Rate (FFR),” tutur Kurniawati kepada Kontan, Jumat (19/1).

Faktor lain yang perlu diperhatikan juga terkait, tensi geopolitik yang masih tinggi dan adanya pemilihan umum (pemilu) di Amerika Serikat yang akan dilaksanakan bulan November 2024, juga menambah ketidakpastian tersebut.

“Dengan demikian penerbitan global bond tahun ini kami pandang cukup challenging,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×