kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.263.000   -4.000   -0,18%
  • USD/IDR 16.654   16,00   0,10%
  • IDX 8.173   6,63   0,08%
  • KOMPAS100 1.140   0,34   0,03%
  • LQ45 836   -0,35   -0,04%
  • ISSI 282   -1,71   -0,60%
  • IDX30 440   -0,20   -0,05%
  • IDXHIDIV20 507   -0,48   -0,09%
  • IDX80 128   -0,15   -0,11%
  • IDXV30 138   -0,31   -0,22%
  • IDXQ30 140   -0,64   -0,46%

Merasa masih baru, DPR minta pembahasan cukai kemasan plastik diulang lagi


Rabu, 20 November 2019 / 20:38 WIB
Merasa masih baru, DPR minta pembahasan cukai kemasan plastik diulang lagi
ILUSTRASI. Pedagang produk plastik menata barang dagangannya di pasar Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (11/7).


Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli

Dengan begitu, pembahasan yang diinginkan bukan sekadar menetapkan plastik sebagai barang kena cukai yang baru, melainkan juga gambaran kebijakan selanjutnya ke depan. 

“Jadi kami menekankan soal roadmap pengenaan cukai kantong plastik ini seperti apa, seperti halnya roadmap untuk cukai hasil tembakau. Jadi bukan hanya cukai yang sekarang mau diterapkan saja,” tandas Andreas. 

Baca Juga: Harga Saham HM Sampoerna (HMSP) Tertekan, Ini Alasan Analis Merekomendasikan Beli premium

Toh, anggota fraksi PDIP itu mengingatkan bahwa pada dasarnya yang pemerintah butuhkan dari DPR hanyalah konsultasi, bukan persetujuan. Penerimaan dari cukai plastik juga telah bertengger dalam APBN sejak 2017 lalu. 

Hanya saja Andreas mengakui, sangat sulit untuk mengagendakan jadwal pembahasan lanjutan cukai plastik pada waktu-waktu ini. Alasannya, jadwal rapat anggota dewan, termasuk Komisi XI, sangat padat dengan persiapan Program Legislasi Nasional (Prolegnas) termasuk Omnibus Law. 

Baca Juga: Lewat lelang, Bea Cukai tawarkan mobil Subaru dengan harga miring mulai Rp 97 juta

“Saat ini jadwal DPR sangat padat karena sekarang yang penting sedang dikejar adalah Prolegnas, termasuk desakan pemerintah untuk Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja  dan UMKM,” tuturnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×