Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan aliran modal asing atau foreign direct investment (FDI) yang masuk ke Indonesia terpantau terus mengalir deras meskipun perekonomian global tertekan dampak pandemi virus corona.
“FDI sudah mulai sehat di saat negara lain FDI-nya masih turun, kita 52,4% dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) 47,6%,” kata Bahlil dalam acara bertajuk Urus Izin Tanpa Ribet yang diselenggarakan oleh Redaksi KONTAN, Kamis (12/8).
Data Kementerian Investasi mencatatkan realisasi investasi sepanjang semester I-2021 sebesar Rp 442,8 triliun, tumbuh 10% year on year (yoy). Pencapaian tersebut tersokong oleh realisasi FDI atau penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp 228,5 triliun, melonjak 16,8% secara tahunan.
Baca Juga: Ada kendala perizinan di OSS berbasis risiko, ini kata Menteri Investasi
Sementara sisanya, yakni Rp 214,3 triliun berasal dari PMDN. Aliran modal para investor dalam negeri tersebut tumbuh lebih lambat dibandingkan FDI, yaitu hanya meningkat 3,5% secara tahunan.
Menteri Investasi mengatakan, FDI di Indonesia mempunyai kualitas investasi yang bagus. Sebab, penyebaran dana dan proyeknya investasi didominasi di luar jawa. Pencapaian tersebut menjadi tren yang terus berlangsung sejak kuartal III-2020 lalu.
“Ini disebut investasi berkualitas. Jadi para investor dari dalam negeri dan luar negeri tidak lagi jadikan Jawa sebagai satu satunya alternatif prioritas bangun investasi,” kata Bahlil.
Catatan Kementerian Investasi, investasi di Jawa sebesar Rp 214,53 triliun atau setara 48,5% dari total realisasi investasi sepanjang Januari-Juni 2021.
Sedangkan investasi di luar Jawa mencapai Rp 228,23 triliun, setara 51,5% terhadap jumlah penanaman modal yang masuk ke Indonesia di semester I-2021.
“Tapi luar Jawa terjadi, kenapa? Sebab pembangunan infrastruktur yang dilakukan lima tahun terakhir Presiden Jokowi-Jusuf Kalla itu cukup luar biasa, dan harus diakui ada reform regulasi dan sentuhan lain,” kata Bahlil.
Baca Juga: Menkeu dan Menteri Investasi teken nota kesepahaman untuk optimalkan investasi
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Arsjad Rasjid menambahkan, masuknya investasi asing ke Indonesia karena iklim berinvestasi yang makin kondusif. Ia bilang banyak investor asing berlomba-lomba membangun pabrik berteknologi tinggi, seperti industri baterai.
"Makanya mereka (investor asing) masuk ke Indonesia karena baterai itu ujung-ujungnya akan membutuhkan nikel, dan itu ada bahan bakunya kita punya di Indonesia bagian Timur," kata Arsjad dalam acara yang diselenggarakan KONTAN tersebut, Senin (12/8).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News