Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menyampaikan, selama tahun 2022 produksi beras naik 0,15 juta ton atau naik 0,29% dibandingkan tahun 2021. Yaitu dari 31,36 juta ton menjadi 31,54 juta ton.
Adapun konsumsi beras pada 2022 sebesar 30,20 juta ton, sehingga terdapat surplus sebesar 1,3 juta ton.
Lebih lanjut Syahrul mengatakan, potensi luas panen selama Januari sampai April 2023 sebanyak 4,51 juta hektare (ha). Meningkat 2,13% dibanding periode yang sama tahun 2022.
Lalu, produksi padi atau gabah kering giling (GKG) sebanyak 23,94 juta ton, meningkat 0,53%. Serta produksi beras sebanyak 13,79 juta ton, meningkat 0,56%.
"Dengan memperhatikan kondisi tersebut menunjukkan bahwa ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri menghadapi bulan Ramadan dan hari raya idul fitri relatif aman," ucap Syahrul dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPR, Senin (27/3).
Baca Juga: BI Catat Uang Beredar Mencapai Rp 8.300 Triliun pada Februari 2023
Sebelumnya, Badan Pangan Nasional (Bapanas) menugaskan Perum Bulog untuk segera mengimpor beras sebanyak 500.000 ton.
Penugasan tersebut tertuang dalam surat Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adhi kepada Direktur Utama Perum Bulog tertanggal 24 Maret 2023.
Dalam suratnya yang diterima KONTAN, Bapanas menyatakan bahwa penugasan impor beras kepada Bulog merupakan hasil rapat Bapanas dengan Presiden Joko Widodo pada 24 Maret 2023 dengan topik Ketersediaan Bahan Pokok dan Persiapan Arus Mudik Idul Fitri 1444 H.
Rapat tersebut memutuskan agar Bulog mengimpor beras untuk cadangan beras pemerintah (CBP) sebesar 2 juta ton sampai dengan akhir Desember 2023. Dari jumlah tersebut, Bulog ditugaskan mengimpor 500.000 ton secepatnya.
Bapanas menyatakan, tambahan pasokan beras tersebut dapat digunakan untuk program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Beras (SPHP), bantuan beras kepada sekitar 21,35 juta keluarga penerima manfaat (KPM) dan kebutuhan lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News