Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang menyatakan optimistis dapat mencapai target pertumbuhan industri manufaktur sebesar 5,3% pada tahun 2020 ini.
Kendati, Badan Pusat Statistik (BPS) baru saja mengumumkan bahwa pertumbuhan industri manufaktur atau industri pengolahan sepanjang tahun 2019 lalu hanya mencapai 3,8% year on year (yoy) atau makin landai dari tahun-tahun sebelumnya.
Baca Juga: Aktivitas manufaktur masih lemah, ini tanggapan pemerintah dan ekonom
Selain itu, Agus tak menampik, pembuka tahun ini menjadi awal yang berat untuk mencapai target pertumbuhan manufaktur yang ditetapkannya.
“Kami sadar isu virus corona di awal tahun ini, tentu akan berpengaruh ke kinerja industri. Baik itu pada aktivitas produksi, maupun ke daya beli masyarakat kita maupun luar negeri,” tutur Agus, Rabu (5/2).
Baca Juga: Peruri menang tender untuk mencetak uang Peru
Menurutnya, dua pengaruh utama yang perlu diantisipasi dari isu virus corona terhadap industri manufaktur dalam negeri.
Pertama, bagaimana dampak wabah tersebut pada ketersediaan bahan baku industri di China sejalan dengan tutupnya pabrik-pabrik atau berkurangnya kapasitas produksi di negeri tersebut.
Kedua, antisipasi terhadap melemahnya penyerapan produk-produk ekspor Indonesia oleh China seiring dengan melemahnya daya beli di sana.
Baca Juga: Dari efek virus corona sampai Brexit membuat bank belum memacu kredit
Meski begitu, Kemenperin menurutnya telah mengidentifikasi isu-isu penting terkait industri manufaktur dalam negeri yang akan disasar dan diharapkan dapat memperbaiki kinerja ke depan.
“Yang ingin saya sampaikan, pokoknya target kami pertumbuhan manufaktur 2020 di 5,3% meskipun kami sadar ada isu corona awal tahun ini. Tapi kami yakin kalau isu-isu terkait manufaktur bisa kami address dengan baik, target itu akan tercapai,” tandas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News