kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Menko Perekonomian ajak investor masuk ke Batam, Bintan, Tanjungpinang dan Karimun


Jumat, 16 November 2018 / 19:00 WIB
Menko Perekonomian ajak investor masuk ke Batam, Bintan, Tanjungpinang dan Karimun
ILUSTRASI. Inaugural Investment Summit Batam, Bintan, Tanjungpinang dan Karimun


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Perekonomian mengadakan pertemuan dengan investor untuk menggaet mereka berinvestasi di kawasan bisnis Batam, Bintan, Tanjungpinang dan Karimun. Investasi itu dibutuhkan untuk meningkatkan produktivitas manufaktur dalam negeri dan mengurangi komponen impor.

Menteri Koordinator Perekonomian Indonesia Darmin Nasution menyampaikan, walau peringkat kemudahan berbisnis atau ease of doing business (EODB) Indonesia untuk tahun 2019 tidak sebaik tahun 2018, namun hal tersebut tidak menjadi indikator perlambatan potensi bisnis. Apalagi tiga lembaga pemeringkat dunia telah menyematkan peringkat investment grade pada Indonesia.

Tak hanya itu, perluasan paket kebijakan ekonomi XVI yang disahkan Jumat ini (16/11), juga menjadi dorongan investasi asing. " Paling baru, hari ini, kami perkenalkan relaksasi daftar negatif investasi (DNI). Indonesia akan membuka peluang lebih besar untuk investor asing," kata Darmin dalam pembukaan pertemuan tersebut di Hotel Grand Hyatt, Jumat (16/11).

Darmin melanjutkan, dengan skema tax holiday yang telah diterapkan, seharusnya bisa meningkatkan minat investor untuk berbisnis di Indonesia. Apalagi impor Indonesia untuk kebutuhan industri dan manufaktur masih besar terutama kebutuhan bahan baku dan barang modal.

Mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS), pada kinerja neraca dagang Oktober 2018, porsi impor non-migas terbesar adalah pada mesin-mesin pesawat mekanik yang senilai US$ 22,26 miliar atau setara 16,94% pangsa impor periode Januari-Oktober 2018. Posisi kedua, mesin atau peralatan listrik yang setara US$ 17,86 miliar atau 13,59% porsi impor non-migas periode sama.

"Kita selalu impor selalu, banyak tiap tahun, bahan baku, sampai ke mesin-mesinnya, karena selama ini dia tidak hadir industrinya. Kita perlu industri itu agar ekspor kita yang naik," kata Darmin.

Darmin menyampaikan, sektor bisnis yang berpotensi dikembangkan di kawasan Batam, Bintan, Tanjungpinang dan Karimun beragam. Di kawasan Batam yang sudah berjalan, pemerintah membuka peluang pada dua sektor bisnis yang baru diperluas melalui paket kebijakan ekonomi XVI. "Misalnya, animasi digital, bahkan bisa yang fokus pada olein," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×