Reporter: Grace Olivia | Editor: Handoyo .
Adapun KEK Galang Batang dengan luas lahan 2.333,6 hektare ini dikelola oleh PT Bintan Alumina Indonesia (BAI), dan diperkirakan dapat menyerap sekitar 23.200 tenaga kerja pada 2020.
Direktur Utama PT BAI Santoni menjelaskan, saat ini sedang dilakukan konstruksi pembangunan fasilitas refinery alumina dengan kapasitas produksi 2 juta ton per tahun. Kemudian, pada akhir 2020 ditargetkan akan terealisasi secara bertahap sebesar 1 juta ton per tahun dengan progres pembangunan yang sudah mencapai kira-kira 62,5%.
“Total nilai investasi pembangunan refinery alumina tersebut mencapai Rp 9 triliun,” ujarnya dalam keterangan resmi yang sama.
Selanjutnya pada tahap II (2022-2027), secara bertahap akan dibangun smelter aluminium yang akan menghasilkan 1 juta ton per tahun dan power plant 18 x 150 MW. Pembangunan ini ditargetkan akan dimulai pada 2022, setelah refinery beroperasi dengan kapasitas penuh.
Baca Juga: Menimbang efektifitas omnibus law untuk tingkatkan investasi
Target akhir pembangunan KEK Galang Batang adalah kapasitas produksi alumina (2 juta ton per tahun), aluminium ingot (1 juta ton per tahun), tenaga listrik (2.850 MW), dan fasilitas pendukung lainnya. Total investasinya mencapai Rp 36 triliun hingga 2027.
Kemenko Perekonomian menyebut, produksi alumina 2 juta ton per tahun akan berkontribusi sebesar Rp 7,5 triliun pada produksi nasional di 2021. Produksi alumina 2 juta ton per tahun ditambah aluminium ingot 1 juta ton per tahun akan memberikan kontribusi sekitar Rp 14 triliun pada produksi nasional di 2027. Selain itu, impor alumina juga dapat ditekan.
Selain itu, Sekretaris Dewan Nasional KEK Enoh Suharto Pranoto juga mengapresiasi program pengembangan sumber daya manusia (SDM) di KEK Galang Batang.
"Dalam mempersiapkan proses produksi dan penyiapan SDM lokal, PT BAI jug mengirim pekerja-pekerja muda Indonesia untuk mendapatkan pelatihan business process di Nanshan University, Shandong, Tiongkok,” tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News