kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.775   -15,00   -0,10%
  • IDX 7.473   -6,24   -0,08%
  • KOMPAS100 1.155   0,64   0,06%
  • LQ45 915   1,60   0,18%
  • ISSI 226   -0,60   -0,26%
  • IDX30 472   1,43   0,30%
  • IDXHIDIV20 570   2,50   0,44%
  • IDX80 132   0,24   0,18%
  • IDXV30 140   1,26   0,90%
  • IDXQ30 158   0,58   0,37%

Menko Airlangga ingin hilirisasi bauksit terealisasi secepatnya


Jumat, 31 Januari 2020 / 13:56 WIB
Menko Airlangga ingin hilirisasi bauksit terealisasi secepatnya
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengunjungi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Galang Batang yang berada di Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Kamis (30/1).


Reporter: Grace Olivia | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengunjungi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Galang Batang yang berada di Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Kamis (30/1)

Dalam kunjungan itu, Airlangga meminta agar KEK Galang Batang bisa segera beroperasi penuh mengolah bauksit menjadi alumina dan aluminium. 

Baca Juga: Suahasil Nazara sebut Kemenkeu genjot insentif pajak untuk ungkit pertumbuhan ekonomi

“KEK Galang Batang ini diharapkan bisa segera mengolah bauksit menjadi alumina dan aluminium, sejalan dengan kebijakan pemerintah untuk hilirisasi dan nilai tambah industri,” ujar Airlangga seperti dikutip dari keterangan resminya, Jumat (31/1). 

KEK Galang Batang memang ditujukan untuk mengembangkan industri pengolahan bijih bauksit menjadi alumina agar dapat memberi nilai tambah terhadap perekonomian nasional, serta secara bertahap memenuhi kebutuhan akan alumina hingga produk turunannya di dalam negeri. 

Pasalnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) beberapa kali telah menyampaikan keseriusannya untuk melarang ekspor bahan mentah mineral dan batu bara (minerba). Berdasarkan Peraturan Menteri (Permen) ESDM No. 11 Tahun 2019, ekspor biji nikel sudah dilarang sejak 1 Januari 2020, dan ini direncanakan diimplementasikan secara bertahap kepada komoditas lain juga, seperti bauksit, timah, dan batu bara.

Data Kementerian ESDM menunjukkan bahwa produksi bauksit nasional saat ini mencapai 40 juta ton per tahun. Jika bijih bauksit itu diolah di dalam negeri menjadi alumina, maka nilai tambah yang akan dihasilkan mencapai lima kali lipat dibandingkan jika bauksit tersebut diekspor dalam bentuk bahan mentah.

Baca Juga: Gembos di Awal, Awas Antiklimaks Omnibus Law

Adapun KEK Galang Batang dengan luas lahan 2.333,6 hektare ini dikelola oleh PT Bintan Alumina Indonesia (BAI), dan diperkirakan dapat menyerap sekitar 23.200 tenaga kerja pada 2020.

Direktur Utama PT BAI Santoni menjelaskan, saat ini sedang dilakukan konstruksi pembangunan fasilitas refinery alumina dengan kapasitas produksi 2 juta ton per tahun.  Kemudian, pada akhir 2020 ditargetkan akan terealisasi secara bertahap sebesar 1 juta ton per tahun dengan progres pembangunan yang sudah mencapai kira-kira 62,5%. 

“Total nilai investasi pembangunan refinery alumina tersebut mencapai Rp 9 triliun,” ujarnya dalam keterangan resmi yang sama. 

Selanjutnya pada tahap II (2022-2027), secara bertahap akan dibangun smelter aluminium yang akan menghasilkan 1 juta ton per tahun dan power plant 18 x 150 MW. Pembangunan ini ditargetkan akan dimulai pada 2022, setelah refinery beroperasi dengan kapasitas penuh.

Baca Juga: Menimbang efektifitas omnibus law untuk tingkatkan investasi

Target akhir pembangunan KEK Galang Batang adalah kapasitas produksi alumina (2 juta ton per tahun), aluminium ingot (1 juta ton per tahun), tenaga listrik (2.850 MW), dan fasilitas pendukung lainnya. Total investasinya mencapai Rp 36 triliun hingga 2027.

Kemenko Perekonomian menyebut, produksi alumina 2 juta ton per tahun akan berkontribusi sebesar Rp 7,5 triliun pada produksi nasional di 2021. Produksi alumina 2 juta ton per tahun ditambah aluminium ingot 1 juta ton per tahun akan memberikan kontribusi sekitar Rp 14 triliun pada produksi nasional di 2027. Selain itu, impor alumina juga dapat ditekan.

Selain itu, Sekretaris Dewan Nasional KEK Enoh Suharto Pranoto juga mengapresiasi program pengembangan sumber daya manusia (SDM) di KEK Galang Batang. 

"Dalam mempersiapkan proses produksi dan penyiapan SDM lokal, PT BAI jug mengirim pekerja-pekerja muda Indonesia untuk mendapatkan pelatihan business process di Nanshan University, Shandong, Tiongkok,” tuturnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×