Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Adi Wikanto
Jakarta. Lama tak terdengar kabarnya, Tim Optimalisasi Penerimaan Pajak (TOPP) kembali muncul. Tim yang dibentuk awal tahun lalu itu kini muncul dengan formasi baru setelah Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro melakukan perombakan.
Sejumlah nama lama masih bertengger, seperti Raksaka Mahi yang merupakan peneliti di Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia (UI) dan Wihana Kirana Jaya, Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (UGM).
Dua orang ini sebelumnya telah tergabung dalam TOPP 2015. Sementara tim Tim Pengarah diketuai Menteri Keuangan.
Tim Pengarah beranggotakan pimpinan lembaga penegak hukum, yang meliputi Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri), Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), dan Jaksa Agung RI.
Beberapa pengamat pajak seperti Ronny Bako dan Darussalam juga dilibatkan. Lalu ada mantan Direktur Pajak Penghasilan (PPh) Ditjen Sumihar Petrus Tambunan dan Joko Wiyono yang adalah Wakil Ketua Komite Anti Dumping Indonesia (KADI).
Ronny bilang, TOPP baru ini berfungsi membantu pemerintah terkait kebijakan optimalisasi penerimaan negara. Untuk tim baru ini, tidak hanya kebijakan pajak namun juga bea dan cukai. Setiap anggota tim pelaksana diminta membuat kajian sesuai keahlian masing-masing.
Kajian tersebut akan dibahas dan direkomendasikan kepada Menteri Keuangan. "Menkeu minta TOPP membantu pemerintah mencapai penerimaan yang lebih besar dari tahun lalu," kata Ronny.
TOPP dibentuk sejak awal tahun lalu yang diketuai Wakil Menteri Keuangan. TOPP tahun lalu juga diisi para pakar perpajakan, seperti Pengamat Pajak dari Center for Indonesia Taxation Analysis (CITA) Yustinus Prastowo dan mantan Dirjen Pajak Fuad Fahmany dan Machfud Sidik.
Dari kalangan pengusaha, ada Suryadi Sasmita yang merupakan Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo). Sayangnya TOPP 2015 tak berjalan efektif. Sebab di pertengahan tahun satu per satu anggotanya mundur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News